Apa daya, saya pun setia mendengarkan sambil sesekali menahan nafas karena bau mulut tak sedap tercium semriwing hahahaha...
Meski kampung halamannya dekat, ia ternyata punya tekad kuat untuk membeli sebuah rumah.
"Kalau enggak kerja di tambang, mana mungkin saya punya rumah mas."
"Dua-duanya untuk anak saya. Yang di komplek untuk kakaknya dan yang di perkampungan biar buat adiknya aja sekalian saya tempati"
"Wah hebat banget mas, apa jangan jangan istrinya dua ya?" Gurau saya.
Jujur saya merasa takjub sama perjuangan babang gojek ini. Merantau ke Jakarta sampai bisa punya dua rumah.
"Namanya orang Jawa mas, kalau punya tekad bulat udah pasti dikejar. Bayangin aja mas, dulu saya pulang kampung itu cuma setahun sekali, itupun pas Lebaran aja."
"Kedua anak saya masih kecil-kecil mas, gak mungkin lah punya dua.. haha" timpalnya.
Setelah terbeli satu rumah, kemudian ia menikah dan memiliki anak.
Istrinya tak betah di rumah akhirnya diberi modal untuk jualan sayur mayur.
Saat sudah punya anak, mereka mengajak sanak familinya di kampung. Supaya ada yang bisa menjaga anaknya saat istrinya belanja ke pasar.