Jika dihitung-hitung setiap bulan Aris dan komunitas Tubing Pusur Adventurenya bisa mengantongi omset sebesar Rp 6 juta. Namun, lagi-lagi itu semua digunakan untuk kas komunitas untuk melengkapi dan memperbaiki beberapa fasilitas untuk wisatawan.
Kini, dampak kebersihan sungai Pusur bukan hanya mengusir wabah demam berdarah yang menjadi momok menakutkan bagi warga selama bertahun-tahun. Sungai Pusur yang dulunya kotor dan menjadi tempat sampah bagi warga, kini lambat laut sudah mulai lebih baik.Â
![Sosok Aris yang mengubah wajah Sungai Pusur / dok.pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/11/09/river-tubing-sungai-pusur-klaten-jawa-tengah-7-5be55128c112fe0f0a2acd25.jpg?t=o&v=555)
Kisah Aris, si Penjaga Sungai Pusur kini abadi. Bukan lewat prasasti, tapi melalui manfaat yang dirasakan oleh warga Desa Wangen, Polanharjo yang hampir setiap hari tak henti-hentinya kedatangan wisatawan dari dalam dan luar negeri demi merasakan derasnya aliran Sungai Pusur dengan cara bertubing ria.
Popularitas River Tubing Kali Pusur tak lantas membuat kegiatan bersih-bersih surut. Justru Aris yang juga merupakan karyawan pabrik Aqua, tetap memiliki jadwal membersihkan Sungai Pusur setiap hari Jumat. Apalagi komunitas ini sekarang didukung penuh oleh CSR Aqua Klaten dan pemerintah daerah setempat yang sudah merasakan sendiri dampak ekonominya bagi masyarakat sekitar. Semoga kisah Aris ini bisa menjadi inspirasi bagi pemuda di desa lainnya di Nusantara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI