Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kisah Si Penjaga Sungai Pusur

9 November 2018   18:55 Diperbarui: 10 November 2018   18:14 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
River Tubing di Sungai Pusur Klaten / dok.pribadi

Jika dihitung-hitung setiap bulan Aris dan komunitas Tubing Pusur Adventurenya bisa mengantongi omset sebesar Rp 6 juta. Namun, lagi-lagi itu semua digunakan untuk kas komunitas untuk melengkapi dan memperbaiki beberapa fasilitas untuk wisatawan.

Kini, dampak kebersihan sungai Pusur bukan hanya mengusir wabah demam berdarah yang menjadi momok menakutkan bagi warga selama bertahun-tahun. Sungai Pusur yang dulunya kotor dan menjadi tempat sampah bagi warga, kini lambat laut sudah mulai lebih baik. 

Sosok Aris yang mengubah wajah Sungai Pusur / dok.pribadi
Sosok Aris yang mengubah wajah Sungai Pusur / dok.pribadi
Warga sudah bisa menuai kebaikan Sungai Pusur berkat tekad dan perjuangan Aris dan kawan-kawannya mengubah mindset masyarakat. Sungai Pusur kini bisa dikembalikan lagi fungsinya sebagai sumber air bersih sekaligus tempat wisata yang menguntungkan bagi lingkungan.

Kisah Aris, si Penjaga Sungai Pusur kini abadi. Bukan lewat prasasti, tapi melalui manfaat yang dirasakan oleh warga Desa Wangen, Polanharjo yang hampir setiap hari tak henti-hentinya kedatangan wisatawan dari dalam dan luar negeri demi merasakan derasnya aliran Sungai Pusur dengan cara bertubing ria.

Popularitas River Tubing Kali Pusur tak lantas membuat kegiatan bersih-bersih surut. Justru Aris yang juga merupakan karyawan pabrik Aqua, tetap memiliki jadwal membersihkan Sungai Pusur setiap hari Jumat. Apalagi komunitas ini sekarang didukung penuh oleh CSR Aqua Klaten dan pemerintah daerah setempat yang sudah merasakan sendiri dampak ekonominya bagi masyarakat sekitar. Semoga kisah Aris ini bisa menjadi inspirasi bagi pemuda di desa lainnya di Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun