Mungkin masih banyak yang ragu dengan motor India seperti TVS Apache ini. Tapi saya dikejutkan ketika datang langsung ke pabriknya di Karawang. Ternyata motor India ini bukan motor kacangan kok. Beberapa materialnya dipilih dari bahan terbaik dan menggunakan cat terbaik di kelasnya. Nanti akan saya tunjukkan video bagaimana seorang Kevin Alegion, salah satu admin Kompasiana, menguji ketahanan spakbor motor TVS Rockz dengan cara menaiki dan menginjaknya. Hal itu dilakukan sebagai bukti bahwa material yang dipilih TVS merupakan material terbaik.
Namun sebelum saya tunjukkan video tersebut saya ingin mengajak juga melongok seperti apa sih sosok TVS Apache RTR 200 4V ini? Kenapa bintang Indonesia yang kerap main di film-film Hollywood, Joe Taslim, mau menjadi brand ambassadornya?
Desain
Namun, kedepan TVS harus hati-hati dalam urusan simetris dan asimetris. TVS harus belajar pada model lampu asimetris Honda Tiger Revolution 2009 yang banyak dikritik oleh fansboynya karena bentuknya tidak lumrah. Apalagi posisinya terlihat dari depan. Untung tanki ini tidak terlalu mencolok jika dilihat dari depan atau samping.Â
Teknologi
Untuk teknologi rasanya saya masih awam untuk membahas ini, yang jelas dari segi keiritan bensin boleh diakui bahwa TVS Apache RTR 200 4V ini irit minum. Pulang pergi dari Jakarta ke Purwakarta menempuh jarak sekitar 220 km hanya habis 2 bar setelah diisi full tank di Jakarta. Percaya atau enggak ya memang ini harus diukur lebih lanjut lagi. Secara kasat mata itu yang saya saksikan sendiri. Kapasitas tangkinya sendiri mampu menampung 12 liter bbm.
Efisiensi bahan bakar untuk motor dengan mesin 200cc ini boleh lah dibandingkan dengan kompetior lain. Dengan teknologi SOHC, 4 Valve, Oil Cooled dan teknologi DFI Logic BOSCH membuat TVS Apache RTR 200 4V memiliki tingkat efisiensi bahan bakar yang cukup tinggi untuk ukuran motor laki cc gede.
Oh ya, karena kompresi mesinnya 9.7:1 bahan bakar yang paling cocok buat kuda besi ini adalah Pertalite RON 90 atau maksimum Pertamax RON 92. Resikonya apa jika menggunakan RON 88 aka premium? Percaya deh biasanya tenaga bakal kendur dan ruang pembakaran bisa lebih cepat kotor. Ujung-ujungnya malaha jadi doyan service besar deh. Jadi, sebaiknya kenali dulu kompresi mesin dan disesuaikan dengan bahan-bakar yang digunakan.
Nah, yang unik TVS Apache RTR 200 4V ini sudah mengusung teknologi O3C (Oil Cooled Combustion Chamber). Opo seh? Hahaha... intinya selama perjalanan kaki saya merasa oke-oke aja gak ada terpaan panas dari mesin. Performa pun cukup stabil untuk perjalanan jauh menempuh Jakarta Purwakarta dan sebaliknya.
Smart Automatic Headlamp ON
Salah satu aturan baru yang sudah diterapkan sejak lama adalah aturan menyalakan lampu utama pada siang hari. Nah, TVS ini punya keunggulan menurut saya dan ini tidak bisa didapatka pada motor lainnya. Ini termasuk diaplikasikan pada seri TVS Rockz dan Apache yang sudah menggunakan DRL (Day Running Light)
Saat siang hari posisi lampu idle namun tetap nyala redup. Fungsinya tentu saja lebih menghemat aki tapi tetap mengukuti aturan. Nah, saat senja, bisa ditambahkan geser ke tengah untuk menyalakan lampu senja. Saat merasa sudah gelap tinggal geser lagi paling kiri untuk menyalakan lampu lebih terang dari kondisi siang hari. Cakep!
Sedangkan motor kompetitor sudah menghilangkan tuas lampu sehingga terkadang saat malam hari terkesan kurang maksimal pencahayaannya.
Nah, kami ber 10 punya kesempatan untuk menggeber tuas gas sampai habis saat pulang dari Purwakarta di daerah Cikarang menuju Bekasi. Saya sendiri mengaku tertinggal dari yang lainnya hahaha. Ngeri jek! Gak biasa bawa motor kenceng-kenceng. Paling mentok saya bawa motor itu cuma 80 kmpj.
Nah, tapi demi test ride kali ini saya bisa sampai melaju hingga 110 kmpj. Rata-rata yang lain ada yang bisa sampai 120 hingga 130 kmpj. Wow banget kan?
Kekurangan TVS Apache RTR 200 4V
Overall saya suka dengan handling motor ini meskipun kata teman-teman stangnya harus diganti full bar agar lebih kece. Sayang memang saya tidak merasakan TVS yang sudah di-custom dengan setelan stang dan ban yang lebih laki banget. Namun ada catatan kekurangan dari motor ini.
Pertama finishing knalpot yang terkesan masih kasar. Apalagi dengan buntalan yang terlihat kurang stylish jika covernya dibuka. Ini salah satu pekerjaan rumah TVS untuk memperbaikinya di seri selanjutnya. Jangan sampai hal-hal yang terlihat secara kasat mata kurang diperhatikan secara detail seperti ini.
Gigi susah dinetralkan
Ini salah satu yang jadi bahan obrolan sesama kompasianer. Kok susah banget sih dinetralin ya TVS Apache RTR 200 4V ini. Eh, tapi pas kita udah tau selahnya ternyata mudah juga kok. Jadi dari eksperimen yang kita coba menyimpulkan motor ini DNAnya masih motor India. Jadi kalau mau dinetralkan oper dulu giginya ke 2 baru injak setengah kedepan untuk posisi N (neutral).Â
Kenapa susah? Soalnya kebiasaan menggunakan motor Jepang posisi netral itu dari satu baru congkel setengah ke atas. Nah ini kan motor India jadi perlakuannya pasti beda kan.Â
Oh ya, saat uji TVS Apache RTR 200 4V di pabrik ini sempat ada sedikit trouble juga. Eno salah satu kompasianer mengeluhkan perpindahan gigi dari 2 ke 3 power jadi ngeden. Eh, ternyata lampu bensinnya emang merah tanda kekurangan bensin. So, sistem DFI logic TVS Apache RTR 200 4V ini bakal memaksa pengendara untuk bisa berhemat bbm saat kondisi lampu indikator bbm merah. Wal hasil pada tes kedua setelah ditambahkan bensin ulang, Eno tidak mengalami masalah ngeden lagi saat operan gigi.Â
Kesimpulan
Kesimpulan saya sih sederhana. Dengan rentang harga 24 jutaan, TVS Apache RTR 200 4V ini worth it banget lah dengan kompetitor untuk level harga uang sama. Banyak kelebihan yang bisa didapatkan dari TVS Apache RTR 200 4V. Hanya saja, mungkin masalah after sales servicenya yang jadi pekerjaan berat buat TVS.
Kalau soal Trust, saya udah percaya deh TVS memberikan produk terbaik. Untuk Value juga TVS memberikan produk dengan nilai lebih dengan rentang harga yang rasional. Nah, Service inilah yang harus digenjot lagi. Karena di Purwakarta saja untuk ukuran kabupaten yang sudah ada komunitas motornya ternyata belum tersedia diler resminya. Hal ini terungkap saat kami berbincang-bincang dengan komunitas TVS di Purwakarta.
Buat saya sih wow banget ya, TVS ternyata punya pencinta loyal hingga ke daerah. TVS Apache RTR 200 4V bukan hanya untuk mereka yang mengerti mesin dan motor laki, tapi khususnya buat mereka yang paham arti sebuah nilai tambah dari sebuah produk unggulan.
Hmmm... kapan ya Indonesia bisa selevel dengan India untuk urusan teknologi motornya. Kita harusnya bisa membuat produk yang lebih unggul dari ini bro!
Salam hangat
http://www.dzulfikaralala.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H