Oh ya, karena kompresi mesinnya 9.7:1 bahan bakar yang paling cocok buat kuda besi ini adalah Pertalite RON 90 atau maksimum Pertamax RON 92. Resikonya apa jika menggunakan RON 88 aka premium? Percaya deh biasanya tenaga bakal kendur dan ruang pembakaran bisa lebih cepat kotor. Ujung-ujungnya malaha jadi doyan service besar deh. Jadi, sebaiknya kenali dulu kompresi mesin dan disesuaikan dengan bahan-bakar yang digunakan.
Nah, yang unik TVS Apache RTR 200 4V ini sudah mengusung teknologi O3C (Oil Cooled Combustion Chamber). Opo seh? Hahaha... intinya selama perjalanan kaki saya merasa oke-oke aja gak ada terpaan panas dari mesin. Performa pun cukup stabil untuk perjalanan jauh menempuh Jakarta Purwakarta dan sebaliknya.
Smart Automatic Headlamp ON
Salah satu aturan baru yang sudah diterapkan sejak lama adalah aturan menyalakan lampu utama pada siang hari. Nah, TVS ini punya keunggulan menurut saya dan ini tidak bisa didapatka pada motor lainnya. Ini termasuk diaplikasikan pada seri TVS Rockz dan Apache yang sudah menggunakan DRL (Day Running Light)
Saat siang hari posisi lampu idle namun tetap nyala redup. Fungsinya tentu saja lebih menghemat aki tapi tetap mengukuti aturan. Nah, saat senja, bisa ditambahkan geser ke tengah untuk menyalakan lampu senja. Saat merasa sudah gelap tinggal geser lagi paling kiri untuk menyalakan lampu lebih terang dari kondisi siang hari. Cakep!
Sedangkan motor kompetitor sudah menghilangkan tuas lampu sehingga terkadang saat malam hari terkesan kurang maksimal pencahayaannya.
Nah, kami ber 10 punya kesempatan untuk menggeber tuas gas sampai habis saat pulang dari Purwakarta di daerah Cikarang menuju Bekasi. Saya sendiri mengaku tertinggal dari yang lainnya hahaha. Ngeri jek! Gak biasa bawa motor kenceng-kenceng. Paling mentok saya bawa motor itu cuma 80 kmpj.