Mohon tunggu...
Fika Fatiha
Fika Fatiha Mohon Tunggu... Lainnya - Beriman, Berilmu, Beramal

Menulis Karena Ga Bisa Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dengan Trikotomi Kendali Ala Filsuf STOA Hidupmu Jadi Lebih Tenang

18 April 2022   15:59 Diperbarui: 2 Mei 2022   20:19 2068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Ibaratnya Seperti Kamu Menyalakan Lampu Di Ruangan. Untuk Membuat Ruanganmu Terang Tentu Kamu Tidak Meletakkan Lampu Tersebut Di Belakangmu Atau Di Depanmu, Kamu Meletakkan Lampu Tersebut Di Atas Kepalamu. Maka, Sama Seperti Kehidupan, Untuk Membuatmu Semakin Terang Kamu Tidak Bisa Terus-Terusan Terkungkung Dengan Masa Lalumu (Yang Dibelakangmu) Dan Masa Depan (Yang Ada Di Depanmu) Terang Yang Seterang-Terangnya Adalah Ketika Kamu Hidup Dan Bergerak Untuk Hari Ini."

  • Ekspektasi Orang Lain Terhadapmu

Istilah beban keluarga hari ini mungkin tak terdengar asing di telinga kita. Setelah kita lahir ke dunia, belajar berbicara, belajar berjalan, belajar membaca, hingga akhirnya ber-Sekolah tentu muncul ekspektasi orang lain terhadap kita. Daripada disebut ekspektasi atau harapan, aku lebih setuju hal ini disebut dengan "Tuntutan Orang Lain".

Orang lain menuntut kita untuk mencapai kesuksesan dari standar stigma masyarakat di sekitar kita, contoh sukses versi masyarakat biasanya gaakan di sebut sukses kalo gajimu belum 3 digit atau belum sukses kalo belum punya rumah dan hal lain sebagainya. Tuntutan tersebut bila tidak terpenuhi biasanya menjadi buah bibir orang-orang kalo kita ga mencapai kesuksesan menurut standar mereka. 

Kitapun biasanya jadi objek untuk dijadikan ajang perbandingan dengan orang lain "Apah?? kamu masih gitu-gitu ajah padahal udah Sekolah tinggi-tinggi? Liat dong si Markonah udah punya emas 250 kilo gram, tanah 7.000 hektar, punya 5000 unit rumah padahal cuman tamatan SD dan kamu yang Sekolah tamatan Perguruan Tinggi masih gini-gini aja? Yaampun, malu banget da akumah kalo jadi kamu" Hehehhe itu contoh aja bukan cerita nyata btw, nah pas mendengar pernyataan itu pasti kita auto kesel, keselllll banget, rasanya pengen najong ke kutub utara orang-orang yang bilang kayak gitu. Tapi inget, pendapat orang lain, ekspektasi orang lain itu di luar kendali kita. Dan tentunya jangan sampai tuntutan orang lain itu menjadi bebanmu.

"Sakit hati terbentuk karena Ekpektasi"- Wira Nagara

  • Harta/Kekayaan

Well, mungkin beberapa orang ga setuju kalo misalnya harta/kekayaan itu jadi sesuatu hal yang di luar kendali kita. Tapi sadarlah, semua yang kita miliki ini itu hanya titipan, bahkan tubuhmu sendiripun itu adalah titipan, oleh sebab itu jika harta/kekayaan yang kita miliki tiba-tiba pergi (tanpa sebab yang ga bisa di perjuangkan) yaudah ikhlas. 

Harta dan kekayaan yang kita miliki itu merupakan kehendak Tuhan. Segala sesuatu yang kita miliki termasuk tubuh kita adalah milik-Nya. Sama kayak kita minjem barang ke orang lain, ga mungkin kan kalo misalnya barang pinjaman itu kita rusakin gitu aja...? 

Nah, persis sama kayak tubuh ini, tubuh kita ini milik Tuhan, kita cuman minjem doang, oleh sebab itu masa sih kita tega untuk ngancurin tubuh kita ini dengan hal-hal stres/kekhawatiran yang ada di luar kendali kita. Kalo udah di kasih pinjem ya rawat dengan baik, jika kamu merawatnya dengan baik berarti itu merupakan salah satu tindakan rasa syukurmu atas apa yang kamu miliki selama ini, termasuk tubuhmu.

Tadi kita udah bahas hal apa aja yang ga perlu kita stresin ya kan? Hal yang bikin kita stres dan jadi ga tenang itu semua ternyata ada di luar kendali kita. Pendapat/Opini/Penilaian orang lain, tindakan orang lain, masa lalu dan masa depan, ekspektasi orang lain itu semua ada di luar kendali mu, jadi jangan di gede-gedein yang bikin kita malah jadi trauma dan stress. 

Nah yang urgent lagi nih, sekarang kita perlu tau apa aja sih hal-hal yang ada di bawah kendali kita, di bawah kendali tubuh kita dan pikiran kita (ini yang perlu kita prioritasin). Oke, ini dia:

2. Hal-hal yang di Bawah Kendali Kita

  • Pikiran/Opini/Persepsi Kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun