“Sudah minum obat belum, Mbah?”
“Sudah, Mas.”
“Apa saya antar ke Puskesmas atau ke Dokter untuk berobat?”
Aku menawarkan diri mengantar berobat.
“Terimakasih, Mas. Biarlah, gak apa-apa. Ini saya lagi diuji sakit oleh Allah, tapi saya punya kenyakinan akan dapat obat dari Allah.
Aku hanya bisa menghela napas, lalu aku bertanya lagi,“Mbah, njenengan sudah makan?”
“Sudah, Mas. Ini pun makanan saya masih ada, belum habis,” jawab kakek tua tersebut sambil menunjukan kaleng susu yang di dalamnya masih ada sisa kuah dan dedaunan yang direbus.
“Lha itu cuma sayur lo, Mbah. Tidak ada nasinya.” Aku menimpali.
Kakek tua itu berkata,”Saya tidak makan nasi, Mas, hanya makan dedaunan.”
“Njenengan beli ya, Mbah?”
“Tidak, Mas, saya masak sendiri, sayurnya ngambil dari kebun. Ini saya sambil tirakat.”