Salah satu isu lingkungan yang paling paling banyak mendapat perhatian para aktivis lingkungan saat ini adalah masalah sampah organik yang berasal dari sisa-sisa makanan. Tanpa disadari, kebiasaan buruk tidak menghabiskan makanan ternyata berdampak luar biasa terhadap kelestarian lingkungan.
Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional menyebutkan bahwa pada tahun 2021, sampah sisa makanan menduduki peringkat pertama komposisi sampah pada skala nasional.Â
Volume sampah sisa makanan mencapai angka 46,35 juta ton, mengalahkan volume sampah plastik yang berada di angka 26,27 ton. Ironisnya, angka ini terus mengalami tren naik dari tahun ke tahun.
Tentu saja ini akan menjadi mimpi buruk bagi keberlangsungan kehidupan. Masih segar di ingatan, bagaimana tragedi Leuwigajah telah meluluhlantakkan kawasan di sekitarnya pada tahun 2005.Â
Kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah menjadi saksi meninggalnya ratusan orang akibat ledakan dan longsor gunungan sampah yang dipicu oleh konsentrasi gas metan yang banyak dihasilkan oleh sampah sisa makanan.
Seharusnya tragedi ini menyadarkan kita akan pentingnya kepedulian kita terhadap lingkungan, terutama masalah sampah sisa makanan yang dekat dengan keseharian kita. Tidak membuang sampah sembarangan serta tidak memproduksi sampah organik menjadi harapan agar tidak terulang kembali tragedi tersebut.
Namun, faktanya, data volume sampah sisa makanan justru menunjukkan peningkatan yang signifikan setiap tahun. Ini artinya, sikap apatis sudah menggejala pada diri kita, sehingga tragedi Leuwigajah pun belum mampu membuka mata dan pikiran kita untuk sadar dan mulai peduli dengan lingkungan.
Sampah Sisa Makanan, Berawal dari "Lapar Mata"
Bukan hanya di Indonesia, isu sampah sisa makanan ini juga telah menjadi bahan perbincangan di kancah dunia. Berbicara masalah sampah sisa makanan sangat berkaitan erat dengan kebiasaan hidup seseorang. Sangat sederhana, yaitu berawal dari kebiasaan tidak menghabiskan makanan.Â
Penyebabnya banyak, namun yang paling sering adalah kebiasaan "lapar mata". Ya, kebiasaan lapar mata ini ternyata menjadi alasan seseorang untuk tidak menghabiskan makanannya.Â