Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Stop Kekerasan PRT: Aku, Kamu, Kita Semua Bisa

1 Agustus 2022   08:23 Diperbarui: 1 Agustus 2022   11:40 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Frame of thinking yang demikian akan menyebabkan PRT kehilangan core value-nya sehingga mereka dengan mudah akan direndahkan, dilecehkan serta tidak dihargai keberadaannya. 

Meski terdengar sederhana, namun ternyata bentuk pelabelan seperti ini akan melahirkan stereotip yang pada akhirnya mempengaruhi hilangnya hak-hak PRT sebagai manusia dan pekerja.

Lalu, apa yang terjadi ? seperti yang kita lihat, kekerasan, penganiayaan berat, pelecehan seksual, penyekapan, trafficking hingga pembunuhan dan pelanggaran HAM berat lainnya kerap dialami oleh para Pekerja Rumah Tangga.

Sebuah Dilema, Rendahnya Intelektualitas dan Lemahnya Kontrol Masyarakat 

Terlepas dari kejahatan yang dilakukan oleh pemberi kerja (majikan) terhadap para PRT, ada beberapa hal yang bisa dianalisis dari setiap kasus kekerasan yang dialami oleh PRT. 

Diantaranya adalah masih rendahnya tingkat intelektualitas PRT serta lemahnya kontrol dari masyarakat. Keduanya tidak bisa dilepaskan, sebab berkaitan dengan proses dan upaya defence mechanism atau mekanisme pertahanan diri seseorang.

Rendahnya intelektualitas seorang PRT sangat berkaitan erat dengan minimnya akses PRT untuk mendapatkan pendidikan dan informasi yang tepat dan memadai, terutama akses pada pendidikan kritis.

Padahal, jika akses pendidikan dan informasi dapat diperoleh PRT dengan baik, maka akan meningkatkan kesadaran kritis mereka untuk mampu berdaya dan memahami konteks hak-haknya sehingga akan menaikkan posisi tawar mereka menjadi lebih tinggi.

Peningkatan intelektualitas dapat mempengaruhi kualitas kinerja mereka dan tentu saja akan memperbaiki sistem bekerja mereka menjadi lebih baik. Para PRT akan sadar hak dan kewajibannya sehingga jika terjadi hal-hal yang menyimpang mereka dapat melakukan upaya perlindungan diri.

Berbicara pendidikan tidak melulu berada di bangku kelas formal. Para PRT dapat meningkatkan kapasitas dirinya melalui pelbagai aktivitas belajar, seperti sekolah non formal, kursus dan pelatihan maupun berkelompok dan berorganisasi. 

Selain untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, juga dapat menjadi wadah bagi para PRT untuk menjalin koneksi dan komunikasi dengan pihak-pihak yang berkompeten di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun