Yang tadinya kita canggung karena nggak "sibuk" seperti yang lain menjadi cuek dan masa bodoh menikmati zona nyaman tersebut. Yang ada di pikiran kita, yang penting gaji terus berjalan dan utuh.
Di sisi lain, jika kita jeli, harusnya situasi ini justru menjadi hal yang patut dipertanyakan. Kenapa atasan tidak pernah menyuruhku? Kenapa atasan tidak pernah menegurku? Kenapa banyak beban kerja justru diberikan pada yang lain? Kenapa yang lain bisa sibuk sedangkan aku tidak?
Kemungkinannya ada dua, atasan memang mengistimewakan kita atau malah sebaliknya atasan tidak membutuhkan kita. Namun, apapun pilihannya, jika kita memang profesional dan berjiwa bekerja, tentu akan merasa sanagat tidak enak dan tidak nyaman jika berada di situasi seperti ini.
Apalagi jika kita sempat dilabeli "makan gaji buta", wah tentu semakin menambah ketidaknyamanan yang ada, kecuali bagi orang-orang yang memang memiliki sifat acuh tak acuh dan apatis terhadap pekerjaan. Mereka tidak peduli dengan keadaan sekitarnya, yang penting apa yang diinginkannya terpenuhi.
Jika bagi beberapa orang makan gaji buta dianggap enak, berbeda dengan sebagian orang lainnya. makan gaji buta serta tidak dilibatkan dalam pekerjaan justru menjadi sumber stress.Â
Mereka akan merasa kecewa, sedih dan down. Akibatnya, mereka akan kehilangan kepercayaan dirinya. Mereka beranggapan bahwa kehadirannya tidak terlalu dibutuhkan atau bahkan merasa dikucilkan.
Kondisi mental yang telah terganggu akan berdampak pada motivasi karyawan tersebut. Padahal, motivasi sangat penting dalam sebuah pekerjaan.Â
Robbin dan Judge (2015:127) dalam Andriyani Maya (2017) menyatakan bahwa motivasi adalah proses yang menjelaskan mengenai kekuatan, arah dan ketekunan seseorang dalam upaya mencapai tujuan.Â
Maka, jika seseorang tersebut kehilangan motivasinya maka itu akan berpengaruh pada kepuasan kerjanya.Â
Kepuasan kerja itu sendiri diartikan sebagai perasaan yang menyokong atau tidak menyokong yang dialami oleh pegawai dalam mengerjakan pekerjaannya (Keith Davis dalam Mangkunegara, 1993).
Keduanya, motivasi dan kepuasan kerja sangat memengaruhi hasil kerja. Motivasi yang tinggi dan tingkat kepuasan kerja yang baik akan menghasilkan pekerjaan yang berkualitas.Â