Kalau kita berbicara zakat, pasti yang ada di pikiran kita langsung tertuju pada zakat fitrah, yaitu zakat yang wajib kita tunaikan di bulan suci ramadhan. Padahal, kenyataannya ada zakat lainnya sebagai penyempurna ibadah yaitu zakat maal atau zakat harta.Â
Zakat maal itu sendiri terdiri dari bermacam-macam jenis seperti zakat penghasilan, pertanian, perniagaan, dll. Meski tidak se-popular zakat fitrah, tapi zakat maal juga memiliki banyak keutamaan jika kita menunaikannya.Â
Seperti firman Allah SWT pada surat Al Baqarah ayat 224 yang menyebutkan "sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya.Â
Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati". Janji Allah adalah pasti, sehingga kita tak perlu meragu untuk menunaikannya.Â
Sementara di Surat At Taubah ayat 103 Allah berfirman "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka". Dari sini kita bisa memahami betapa zakat merupakan rukun Islam yang ke-4 yang telah diperintahkan secara langsung oleh Allah SWT.
Zakat maal atau zakat harta merupakan zakat yang dikeluarkan dari harta yang telah terkalkulasi menurut kaidah atau aturan yang telah ditetapkan. Tujuan dikeluarkannya zakat harta ini selain salah satu upaya untuk mensucikan harta yang dimiliki juga untuk tujuan kemaslahatan umat.Â
Ya, zakat jenis ini memiliki manfaat yang cukup besar bagi menyokong kemakmuran bangsa. Dana yang terkumpul dapat digunakan untuk pengembangan pemberdayaan di segala bidang, seperti pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatan.Â
Bayangkan, jika seluruh penduduk muslim di Indonesia telah memahami dan menunaikan zakat dengan kaffah, inshaaAllah kemakmuran dan kesejahteraan Indonesia akan lebih terjamin. Apalagi data menunjukkan bahwa Islam merupakan agama terbesar di Indonesia, tentu akan lebih terlihat syiar manfaatnya.
Begitu besarnya keutamaan dan manfaat dana zakat bagi kemaslahatan umat tentu saja harus disikapi dengan bijaksana. Penyelenggaraan Lembaga Amil Zakat harus terjamin amanahnya, sebab dari sinilah dana zakat dapat terdistribusi dengan baik serta tepat sasaran.Â
Lembaga Amil Zakat berperan dalam pengelolaan dana zakat mulai dari penerimaan sampai proses penyaluran. Jika seluruh komponen ini telah berjalan baik maka inshaaAllah dana zakat juga akan tersalurkan dengan baik.
Lembaga Amil Zakat Memiliki Program-Program Pengentasan Kemiskinan
Saat ini di Indonesia sudah banyak tumbuh dan berkembang lembaga-lembaga amil zakat, baik yang berkoordinasi langsung dengan pemerintah maupun yang murni bergerak secara independen.Â
Bahkan, berkat kecanggihan teknologi, menunaikan zakat juga tidak serumit yang dibayangkan. Melalui lembaga amil zakat dan inovasi-inovasi yang ada, kini kita bisa berzakat dengan cara yang lebih mudah dan cepat serta terintegrasi secara online sehingga dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.
Keunggulannya tentu saja dana zakat yang kita tunaikan akan lebih terkelola dengan baik. Karena pada dasarnya setiap lembaga amil zakat memiliki program-program unggulan mereka masing-masing seperti program pengentasan kemiskinan, program dedikasi pendidikan, program bantuan sosial bahkan program-program yang bersifat kemanusiaan.Â
Dengan adanya program-program tersebut otomatis dana zakat yang terkumpul akan cepat terdistribusikan dengan baik dan tepat sasaran ketimbang kita berzakat secara mandiri. Selain itu, sasaran tujuan pendistribusian dana zakat juga akan lebih luas dan berdaya manfaat jika kita berzakat melalui lembaga amil zakat.
Lembaga amil zakat mempunyai SDM-SDM yang profesional dan divisi-divisi kerja yang mumpuni dalam pengelolaan dana zakat. Jadi, kita tidak perlu lagi khawatir akan manfaat zakat yang kita tunaikan.
Zakat Bukan Hanya Sekadar "Memberi" dan "Menerima"
"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'alaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (QS. At Taubah ayat 60).
Secara lebih luas, zakat dimaknai sebagai salah satu solusi dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia bahkan di dunia. Bukan hanya sekadar menjawab persoalan "memberi" dan "menerima", lebih daripada itu, juga sudah mampu menyentuh ke arah pengembangan pembangunan bangsa.Â
Bangsa yang makmur adalah bangsa yang mampu secara mandiri membebaskan dirinya dari belenggu kemiskinan. Sementara kita tahu kemiskinan merupakan sebuah rantai yang saling terhubung satu bidang dengan bidang lainnya.Â
Jadi, untuk dapat memutus rantai kemiskinan tersebut maka kita harus dapat memecahkan setiap persoalan di segala sisi seperti pendidikan, ekonomi, sosial budaya, kesehatan, dll.
Menurut data BPS, komposisi garis kemiskinan makanan di Indonesia berada pada angka 73,66 % dan garis kemiskinan bukan makanan 26, 34% (per Maret 2019). Dari data tersebut kita bisa menelaah bahwa prosentase penduduk Indonesia yang mengalami kesulitan makan masih cukup tinggi.
Nah, disinilah peran zakat bagi program pengentasan kemiskinan. Dana zakat yang terkumpul dan terkelola dengan baik akan mampu membantu menjawab persoalan tersebut. Bukan hanya sekadar memberi bantuan makanan, tapi juga mampu mengupayakan pemberdayaan secara menyeluruh di segala bidang kehidupan.Â
Sekali lagi, kemiskinan merupakan ikatan rantai yang saling menghubungkan satu bidang dengan bidang lainnya. Jadi, untuk dapat memutus rantai tersebut harus dilakukan pendekatan pemberdayaan di segala bidang.
Dana zakat untuk pemberdayaan di bidang pendidikan
Telah banyak diketahui, pendidikan merupakan salah satu mata rantai pemutus kemiskinan di Indonesia. Melalui upaya pemberdayaan di bidang pendidikan dengan pemanfaatan dana zakat diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang melek pendidikan secara menyeluruh.
Saat ini pengelolaan dana zakat sudah menyentuh ke banyak bidang kehidupan. pada bidang pendidikan, dana zakat sudah mampu memberikan sumbangsih melalui program-program beasiswa, orangtua asuh, pembangunan fasilitas pendidikan, pelatihan-pelatihan tenaga pendidik, dll sesuai dengan ketentuan yang telah ada dan tidak menyalahi fungsi dan manfaat zakat itu sendiri.Â
Artinya, penerima zakat tersebut memang benar-benar sesuai dengan ketentuan Alqur'an, misalnya para fakir miskin dan fii sabilillah dalam artian yang luas.
Memperbaiki Taraf Hidup Umat melalui Zakat
Secara sosial ekonomi, masih banyak masyarakat Indonesia (bahkan dunia) yang harus ditopang karena ketidakberdayaan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.Â
Mereka membutuhkan dukungan dan bantuan dari kita yang mampu. Uluran tangan kita melalui zakat akan menjadi modal bagi mereka untuk dapat hidup lebih baik.
Pada bidang sosial, manfaat zakat juga terbukti mampu mengatasi masalah-masalah sosial kemanusiaan di wilayah-wilayah berkonflik (peperangan, konflik internal negara, dll) maupun wilayah-wilayah bencana alam.Â
Minimnya pemenuhan kebutuhan pokok pada wilayah-wilayah tersebut menjadikan zakat memiliki peran yang sangat besar didalamnya. Bagi mereka penerima zakat akan mendapat kesejahteraan yang lebih baik dan bagi pemberi zakat sebagai penyempurna ibadah.
Pemeriksaan Kesehatan Gratis melalui Dana Zakat
Bukan tidak mungkin dana zakat juga dikelola untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan secara gratis bagi masyarakat yang memang membutuhkan. Bahkan di beberapa lembaga amil zakat juga telah memiliki program khusus yang berkonsentrasi pada masalah kesehatan.
Berbagai polemik yang kerap terjadi pada masalah layanan kesehatan (khususnya bagi masyarakat kurang mampu) menjadikan kesehatan sebagai salah satu program utama dalam pengelolaan dana zakat.
Salah satu program kesehatan yang telah banyak dilakukan melalui dana zakat adalah layanan kesehatan gratis seperti pemeriksaan kesehatan gratis, konsultasi gratis bahkan ada yang melayani pengobatan secara gratis.Â
Hal ini dilakukan sebagai upaya mengoptimalisasikan dana zakat yang telah terkumpul untuk kemaslahatan umat dengan tetap berpedoman pada Alquran dan hadits.
Melalui layanan kesehatan secara gratis dari dana zakat diharapkan dapat mendorong kesejahteraan masyarakat. Dengan tingkat kesehatan masyarakat yang lebih baik maka akan meningkatkan produktifitas mereka untuk keluar dari lingkaran kemiskinan dan memiliki kehidupan yang lebih baik.
Masyarakat Mandiri, Zakat Memberi "Kail" bukan "Ikan"
Makna utama dari pemberdayaan sebenarnya adalah upaya bagaimana mendayagunakan masyarakat dengan memaksimalkan potensi dirinya agar tercipta kemandirian dan kreatifitas untuk dapat berdikari dalam mengatasi segala permasalahannya.
Pun dengan dana zakat yang dikelola bukan saja sekadar "memberi" tapi lebih daripada itu, pengelolaan dana zakat berprinsip pada pemberdayaan masyarakat dimana tujuan utamanya adalah mengedukasi dan mendayagunakan masyarakat agar mereka dapat mandiri serta mampu mengatasi permasalahannya sendiri.Â
Jika diibaratkan, distribusi dana zakat lebih ke memberi "kail" ketimbang "ikan" bagi masyarakat penerima zakat, dengan harapan dapat menjadi modal bagi mereka untuk berdikari.
Pemberian santunan pendidikan, layanan kesehatan gratis, penyaluran dana sosial kemanusiaan, penyediaan fasilitas dan sarana prasarana pendidikan, kesehatan, pemberian bantuan modal usaha, perikanan, pertanian, perniagaan, dll adalah modal dasar bagi masalah pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Dengan demikian, masyarakat akan lebih mandiri dan berdikari dalam kehidupannya. Bangsa Indonesia akan lebih maju jika masyarakatnya lebih sejahtera. Dan melalui pengelolaan dana zakat, semua harapan itu dapat diakomodir dan diwujudkan secara nyata.
Apa yang Dapat Dilakukan untuk Memaksimalkan Potensi Manfaat Dana Zakat ?
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan agar masyarakat luas lebih aware terhadap kewajiban-kewajiban menunaikan zakat sehingga dapat memaksimalkan potensi manfaat dana zakat bagi program pemberdayaan masyarakat di Indonesia :
- Lembaga Amil Zakat yang amanah dan profesional. Keberhasilan misi penyaluran dana zakat tidak terlepas dari peran lembaga amil zakat yang ada.Â
- Karena itulah sangat dibutuhkan jiwa yang amanah dan profesional dalam pengelolaan dana zakat, sebab masalah pengelolaan zakat melibatkan begitu banyak unsur dan tidak mudah sehingga keseriusan dalam pengelolaannya sangat diperlukan.
- Sosialisasi dan Edukasi tentang Zakat secara masif. Mensosialisasikan serta mengedukasi masyarakat luas tentang zakat secara menyeluruh dan terus menerus harus dilakukan, agar masyarakat sadar akan kewajiban menunaikan zakat serta manfaatnya untuk kemaslahatan umat selain untuk menyempurnakan ibadah.
- Kaum Muda Milenial sebagai Agent of Change. Jangan lupa, kita tengah berada di era milenial yang serba digital. Bagaimanapun, sangat dibutuhkan peran serta aktif kaum muda milenial dalam mensosialisasikan zakat. Oleh karena itu, merangkul kaum muda milenial sebagai agent of change di masyarakat (terutama kalangan muda) harus dilakukan.
- Bekerjasama dengan seluruh pihak. Tanpa kerjasama dengan berbagai pihak, mustahil dana zakat akan terkelola dengan baik. Maka, tumbuh suburnya lembaga amil zakat di Indonesia harus disikapi dengan gembira, sebab itu artinya banyak pihak yang tidak apatis tentang zakat dan manfaatnya bagi pembangunan bangsa.
Nah, bagaimana ? masih berpikiran bahwa zakat hanya zakat fitrah ? atau masih terkungkung pada pemikiran bahwa zakat hanya berkaitan dengan masalah keagamaan ? semoga tulisan ini dapat sedikit membuka wawasan kita bahwa zakat memiliki manfaat yang sangat luar biasa bagi kemaslahatan umat dan pembangunan bangsa serta mendorong bagi upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Yuk rutinkan menunaikan zakat, karena zakat tak hanya fitrah...
Dan berbagai sumber lainnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H