Menurut data BPS, komposisi garis kemiskinan makanan di Indonesia berada pada angka 73,66 % dan garis kemiskinan bukan makanan 26, 34% (per Maret 2019). Dari data tersebut kita bisa menelaah bahwa prosentase penduduk Indonesia yang mengalami kesulitan makan masih cukup tinggi.
Nah, disinilah peran zakat bagi program pengentasan kemiskinan. Dana zakat yang terkumpul dan terkelola dengan baik akan mampu membantu menjawab persoalan tersebut. Bukan hanya sekadar memberi bantuan makanan, tapi juga mampu mengupayakan pemberdayaan secara menyeluruh di segala bidang kehidupan.Â
Sekali lagi, kemiskinan merupakan ikatan rantai yang saling menghubungkan satu bidang dengan bidang lainnya. Jadi, untuk dapat memutus rantai tersebut harus dilakukan pendekatan pemberdayaan di segala bidang.
Dana zakat untuk pemberdayaan di bidang pendidikan
Telah banyak diketahui, pendidikan merupakan salah satu mata rantai pemutus kemiskinan di Indonesia. Melalui upaya pemberdayaan di bidang pendidikan dengan pemanfaatan dana zakat diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang melek pendidikan secara menyeluruh.
Saat ini pengelolaan dana zakat sudah menyentuh ke banyak bidang kehidupan. pada bidang pendidikan, dana zakat sudah mampu memberikan sumbangsih melalui program-program beasiswa, orangtua asuh, pembangunan fasilitas pendidikan, pelatihan-pelatihan tenaga pendidik, dll sesuai dengan ketentuan yang telah ada dan tidak menyalahi fungsi dan manfaat zakat itu sendiri.Â
Artinya, penerima zakat tersebut memang benar-benar sesuai dengan ketentuan Alqur'an, misalnya para fakir miskin dan fii sabilillah dalam artian yang luas.
Memperbaiki Taraf Hidup Umat melalui Zakat
Secara sosial ekonomi, masih banyak masyarakat Indonesia (bahkan dunia) yang harus ditopang karena ketidakberdayaan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.Â
Mereka membutuhkan dukungan dan bantuan dari kita yang mampu. Uluran tangan kita melalui zakat akan menjadi modal bagi mereka untuk dapat hidup lebih baik.