Pagi menyambut kami dengan hangat. Langit nampak cerah. Gelombang laut hanya sebatas riak-riak. Burung-burung beterbangan sambil sesekali bersiul. Mentari keluar dari peraduan dengan cantiknya. Sungguh pagi yang indah di pulau Berhala. Menambah semangat untuk bergegas menjelajah hutan menuju air terjun. Sudah terbayang keindahan air terjun itu. Rasa lelah berjalan selama satu jam pasti akan terbayar dengan menikmati jernihnya air terjun pulau Berhala.
“Oke, pagi ini cuaca cukup bersahabat...kalian siap untuk trekking menjelajah hutan ?!” teriak pak Darwis ketika memberikan briefing.
“siaaappp !!!” jawab kami serempak
“kita jalan beriringan ya...jangan sampai lepas...karena ini hutan...akan sangat berbahaya jika sampai tersesat...” nasehat pak Darwis
Kami pun saling bergandengan. Berjalan beriringan.
Trek yang dilalui tak terlalu berat. Namun harus diakui, aura mistis sangat jelas terasa begitu memasuki kawasan hutan. Indahnya pulau Berhala seketika berubah menjadi angker.
Entah kenapa, sejak masuk hutan bulu kudukku tak henti berdiri. Aku juga kerap menangkap sekelebat bayangan. Seperti sosok manusia. Bahkan aku juga merasakan ada puluhan pasang mata yang sedang mengintip kami dari balik pepohonan.
Semakin ke tengah hutan, semakin jelas bayangan itu.
Sreeekkk....sreeeekkkk....
Sontak aku menarik lengan Arel yang kebetulan berada di depanku dan bersembunyi di balik pohon besar. Sementara rombongan teman-teman lainnya tetap berjalan menyusuri hutan.
Arel hendak menjerit namun segera kututup bibirnya dengan telunjukku. Isyarat agar ia diam.