Riuh pesta dan suara kembang api terdengar jelas di luar jendela. Melihat pemandangan indah malam ini dengan segelas air di tangan yang digenggam. Seraya berkata dalam hati “hari ini, bisakah kutemui an pria yang kau idamkan? Mustahil”. Jawabku dengan penuh pasrah dan tidak percaya diri. Namun, terlihat dari jauh pesta yang ramai telah menemukan pasangannya dan berdansa bersama. ‘Tak mungkin Ku temukan pria tersebut untuk setidaknya berdansa disini. Mengapa semua hal perlu kuharapkan dengan sosok yang harus terjadi sekarang. Mengapa ini sangat membuatku agresif dan tidak membuatku fokus dengan acara meriah ini.
Genggaman tangan yang tiba-tiba datang dari arah barat terlihat oleh mataku dan membuat tersipu. “Izinkan aku berdansa padamu, hai nona” ujarnya dengan sopan.
“Oh” aku menjawab dengan cepat dan spontan. Tak ku kira ada seorang pria datang menjemputku berdansa menikmati alunan suara musik yang indah membersamai.
“Namamu, siapa?” Tanyanya padaku.
“Namaku, Caroline” jawabku tersipu
“Apakah kau datang untuk berpesta saja?”
“Ya, aku datang sendiri dari wilayahku” jelasku
“Oh, apa kau tidak khawatir untuk pulang larut malam?” Tanyanya dengan penuh kekhawatiran.
“Sempat aku khawatir, tapi aku yakin bisa pulang dengan selamat malam ini” ujarku tegas
“Baiklah” jawabnya sambil tersenyum
“Bolehkah aku sambil bercerita” ia melontarkan sebuah pertanyaan
“Dengan senang hati” ujarku
“Apa yang kau cari disini? Sosok pasangan?” Tegasnya
“Jujur saja, iya. Tapi, tidak memaksa. Jika demikian, aku akan mencoba menjaga diriku sendiri” ucapku dengan lemas
“Baik, aku bersedia untuk menemanimu hari ini begitu juga seterusnya” ucapnya dengan jelas dan tegas
“ Mengapa kau begitu yakin denganku? Kita baru saja bertemu hari ini” jawabku kebingungan
“Aku telah menanyaimu dari jauh, sebelum pesta ini dimulai. Aku telah menelusuri tentang dirimu sebelumnya, aku tau namamu lebih dulu. Hanya saja aku gugup untuk mengatakan bahwa aku menyukaimu” ujarnya dengan penuh percaya diri
“Lalu?”
“ Ya, aku tahu kau sedang sendiri. Izinkan aku menjadi kekasihmu. Setelah ini, kau boleh mengenaliku sebagai pria yang kau inginkan atau tidak” jelasnya dengan penawaran yang lugas
“Baik, terima kasih telah terbuka padaku. Hari ini ku terima tawaran yang kau maksud itu” jawabku dengan cepat
“Kau, pasti bertanya mengapa ini terlalu cepat”
“Bisa jadi”
“Baiklah, mulai hari ini mari saling mengenal”
Aku seraya mengangguk kepala dan pulang dengan penuh semangat.
“Apakah dia soulmate ku?” Ujarku dalam hati.
Setelah pertemuan ini, pasti ada jawaban yang jelas mengenai perkenalan ini. Hari ini aku bahagia, kau temukan aku dalam keadaanku yang hampir putus asa.
“Mari, ku antar kau pulang” ujar si pria
“Terima kasih”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H