Mohon tunggu...
Fiahsani Taqwim
Fiahsani Taqwim Mohon Tunggu... Penulis - :)

Penganut Absurditas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pasar Tulangan

20 Februari 2021   10:05 Diperbarui: 20 Februari 2021   10:27 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Otakku berhenti bekerja selama beberapa detik selepas mendengar celoteh perempuan yang telah mengganggu tidur siangku ini. Siapa dia sebenarnya?

“Mmm, Sorry?” akhirnya hanya itu yang sanggup untuk kuutarakan.

“Mbak, saya sudah lama sekali mengenal Mas Ronny. Dia kakak kelas saya saat SMA. Kami bahkan telah saling dekat, berpacaran sejak setahun silam. Sekarang dia tiba-tiba tidak pernah datang ke rumah sejak kenal dengan Mbak.”

“Sebentar, sebentar. Tenang dulu. Silahkan diminum.” Kataku canggung sambil memepersilahkannya meminum segelas es sirup yang dibuatkan oleh Mbak Tri.

“Mbak, kamu terlahir dari keluarga terpandang. Ibumu seorang bidan terkenal, dan ayahmu adalah pejabat dinas. Semua orang juga tahu kalau Mbak ini punya kehidupan yang sempurna sejak masih kecil. Saya dengar Mbak pernah berkuliah di Eropa dan telah menjadi wanita karir yang sukses. Saya ini cuma anak penjual siomay keliling. Bapak dan Ibu saya tidak pernah merasa lebih terhormat lagi daripada menjadi besan Pak Haji Hasan. Sejak masih kecil, saya bercita-cita untuk mengangkat derajat keluarga saya yang miskin dan tidak terpandang. Saya ingin sekali menikah dengan Mas Ronny, Mbak. Tolong jangan biarkan dia meninggalkan saya.

“Saya telah berusaha mati-matian untuk menjadi pantas di mata Mas Ronny dan keluarganya. Saya memaksa kedua orang tua saya untuk membiayai uang kuliah demi bisa menyamakan derajat dengan keluarga Mas Ronny. Saya dan keluarga telah melakukan banyak usaha dan berkorban demi mengangkat martabat kami. Sudah bosan kami hidup begini-begini saja. Biarkan kami naik kelas Mbak. Tolong jangan ganggu cita-cita kami Mbak. Tolonggg..” Katanya sambil terisak.

Aku yang masih lemas dan terlalu kaget tak kuasa untuk menanggapinya.

“Mbak, bukankah tidak sulit bagimu buat mencari lelaki kaya dan terhormat seperti Mas Ronny? Sedangkan aku harus mengorbankan banyak hal demi mendapatkan lelaki semacam itu.Tolonglah, mengalahlah padaku!!!!”

                                                                                                             

Tulangan, Bulan Valentine 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun