Mohon tunggu...
Fidya RizkyMaghfiroh
Fidya RizkyMaghfiroh Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Seorang mahasiswi yang sedang belajar. Masih membutuhkan banyak saran dan koreksi yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengambilan Keputusan yang Bijak Membutuhkan Konsep dan Logika yang Jelas

12 Maret 2022   11:00 Diperbarui: 12 Maret 2022   11:18 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembentukan konsep menjadi dasar dari model belajar berpikir secara induktif yang merupakan proses yang mengharuskan seseorang menentukan dasar dimana mereka akan membangun sebuah kategori, dan penemuan konsep mengharuskan seseorang menggambarkan sifat-sifat dari suatu kategori yang sudah terbentuk dalam pikiran orang lain dengan cara membandingkan contoh-contoh yang berisi karakteristik-karakteristik atau ciri-ciri konsep itu dengan contoh-contoh yang tidak berisi karakteristik-karakteristik.

Logika: Ilmu Berpikir

Setiap manusia tidak akan pernah bisa lepas dari yang namanya logika dalam kehidupan sehari-hari. Sebab manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia dibekali sebuah akal untuk berfikir dan bernalar. Dengan adanya akal manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Secara otomatis, manusia dapat memilih mana jalan yang baik bagi dirinya dan mana jalan yang buruk yang harus dihindarinya.

Berpikir dengan logika merupakan cara untuk menarik kesimpulan dari dua buah atau lebih pernyataan, tidak mengandalkan perasaan maupun pengalaman tapi murni dari akal.

Logika Deduktif adalah metode berpikir yang dimana menerapkan hal-hal yang umum kemudian dihubungkan kedalam bagian-bagian khusus dalam penyusunan fakta untuk mencapai kesimpulan yang logis.

Seorang ahli bernama Aristoteles mengemukakan bahwa logika adalah ajaran tentang berpikir secara ilmiah, membicarakan suatu bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yang menguasi pikiran.

Aristoteles juga memperkenalkan tentang sebuah proses penalaran atau validasi argument yang disebut sebagai Silogisme. Silogisme juga merupakan cara untuk menarik sebuah kesimpulan secara deduktif, yakni dari premis-premis umum dan khusus. Silogisme juga bisa dikatakan sebagai sebuah penyimpulan yang tidak langsung karena pendapat atau simpulan yang diambil dari dua permasalahan yang dihubungkan dengan cara tertentu.

Silogisme sendiri memiliki beberapa jenis, yakni :

  • Silogisme Kategoris

Silogisme kategoris adalah struktur suatu deduksi yang berupa suatu proses logis yang terdiri dari tiga bagian, dan masing-masing bagiannya berupa pernyataan kategoris (pernyataan tanpa syarat). Silogis kategoris memiliki makna dalam percakapan sehari-hari, seperti dalam diskusi dan juga tulisan. Dalam bentuk silogisme jalan pikiran kita itu jarang sekali dirumuskan. Namun, ketika suatu masalah dipersoalkan, maka orang akan mencari-cari alasan-alasannya. Dari sinilah bentuk silogisme kategoris dapat membantu untuk menunjukkan sebuah jalan atau tahap-tahap penalarannya.

  • Silogisme Hipotesis

Silogisme hipotesis adalah suatu silogisme yang dimana premisnya berupa pernyataan bersyarat. Jenis silogisme hipotesis ini biasanya ditandai dengan kata "Jika" atau "bila".

Pengambilan Keputusan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun