Kakinya terantuk batu.Pandu tak dapat menyelaraskan keseimbangannya. Iapun terjatuh di jalan berlumpur bersama Yasmine.
“Maafin kecerobohan kakak ya Min”
Bukannya menangis,Yasmine malah tertawa terpingkal-pingkal memperlihatnya gigi kelincinya. “Wkwkwkkwkw…..wajah Kak Pandu lucu!” melihat wajah Pandu penuh lumpur.
Pandu meringis,lututnya luka. Namun rasa sakitnya berangsur lenyap ketika melihat keceriaan adiknya.
“Sakit kak?” Pandu menggeleng.Disekanya lukanya dengan air liurnya. Kata Emak biar lukanya cepat kering.Lalu Ia bangkit dan menggendong Yasmine kembali diatas punggungnya.
Mereka berjalan lambat,meskipun hujan deras mengguyur mereka.
Diam-diam Yasmine menangis,merasa kasihan dengan Kakaknya. Tubuhnya kurus kering tapi kuat membawa Yasmine pulang pergi sekolah diatas punggungnya dan tak pernah mengeluh sedikitpun,meskipun jalan yang mereka lalui teramat buruk.
Ah…andai dia bisa berjalan. Yasmine..melihat kakinya sedih
***
Hari sudah larut..namun mata Yasmine enggan untuk bekerjasama. Pikirannya gelisah mencari tahu bagaimanakah caranya supaya dia bisa berjalan.
Dia menoleh Emak disampingnya. Emak tidur nyenyak sekali.Tangan Yasmine membelai pipi Emak sayang. Kecantikan Emak tiada memudar walaupun usianya tak lagi muda.