Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anak Pecandu

8 Mei 2016   15:26 Diperbarui: 8 Mei 2016   15:54 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lucky dan saudara-saudaranya kembali meneguk duka.

Untungnya Bik Sulis setia mendampingi keluarga itu.

***

Lucky

Hari itu, Aku pulang sekolah dengan hati riang. Ditanganku ada amplop putih dari Kepala Sekolah yang akan kuberikan pada Ayah.

Ku ketuk kamar ayah, tak ada jawaban. Aku lari ke tempat kerja Ibu. Jantungku terkesiap, tubuhku mati rasa,saat melihat Ibu dan Ayah mengiris pergelangan tangannya. Mereka berdua seperti Vampire, mengisap tiap tetes darah ditangannya dengan rakus.

Badan mereka menggigil.

Mereka pemakai dan sekarang lagi sakaw berat.

Aku berlari mencari Bik Sulis. Lirih, adikku badannya gemetar, dan keringat membasahi badannya. Bayi mungil itu menangis kesakitan dalam gendongan Bik Sulis yang hanya bisa menghiburnya. Tangisan Lirih membuatku sedih.

“Ya Allah,apakah Lirih sama seperti ibu sekarang?” Hati Lucky menjerit.

 Ia tahu dari buku yang ia baca, bahwasannya bayi yang ibunya pecandu narboka selama kehamilan turut gelisah ketika harus putus obat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun