[caption caption="http://www.simomot.com"][/caption]Pagi itu, matahari sepertinya enggan beranjak dari peraduannya. Suasana masih tampak gelap,mendung tebal bergelayut manja dilangit.
Selepas subuh, emak sudah sibuk di dapur. Hari ini dia masak spesial, Ayam Goreng kesukaan Seno. Ceritanya, kemarin bapak mendapat rezeki nomplok. Salah satu penumpangnya ketinggalan dompet di Jok becaknya. Karena bukan miliknya bapak kemudian mengembalikan dompet tersebut kepada pemiliknya, seorang pensiunan pegawai BUMN.
Melihat kejujuran bapak, orang tersebut kemudian memberikan hadiah buat bapak. Bapak dibelikan baju,celana, sandal,dan uang untuk bekal. Bapak sangat bersyukur, beliau tak menyangka akan mendapat rezeki yang luar biasa hari itu.
Dengan wajah berseri, bapak cepat-cepat pulang kerumah, dibelikannya emak sekarung beras,ikan Asin dan Ayam setengah Kilo buat dimasak besok pagi. Lalu bapak memberikan uang sisanya kepada emak.
“Maturnuwun Ya Allah, panjenengan menjawab doa hamba” tangis emak pecah saat membuka amplop dari bapak.
Sudah beberapa hari ini pikiran emak tak karuan memikirkan darimana mendapatkan uang tambahan untuk membayar uang ujian Seno bulan depan. Belum lagi untuk biaya perawatan Simbah yang sedang dirawat dirumahsakit. Sedangkan dagangan gorengan emak seminggu ini sepi. Sepertinya orang-orang mengencangkan ikat pinggang oleh naiknya harga barang-barang. Emak sangat bahagia, dengan uang tersebut emak bisa membayar uang ujian Seno dan biaya Simbah.
“Cup-cup bune, jangan nangis lagi. Tolong buatkan bapak Teh hangat” Pinta bapak ketika melihat Emak yang masih menangis saking bahagianya.
***
Dikamar, Seno sudah berpakaian rapi.Dia sudah siap-siap berangkat sekolah. Aroma ayam goreng menggelitik hidungnya. Perutnya keroncongan. Dengan tak sabar Seno menuju dapur.
“Huaa emak masak Ayam goreng” teriak seno kegirangan. Dicomotnya satu paha ayam. Namun dengan gesit emak mengambilnya kembali. Melihat itu Seno kecewa.
“Eits…sekarang hari opo to Le?” tanya emak dengan mimik lucu.