Hari-hari di kalender
Terlewat begitu saja
Berjumpa tiada bosan pada hari selasa
Pinta kau,hanya ingin berjumpa walau 5 menit saja
Â
Karena pesanmu, kau akan terbang keluar angkasa
Mengejek nebula mengapa berubah cepat menjadi bintang kejora
Ada-ada saja ...
Â
Dalam sepi,kau merontah-rontah
Kau terjebak dalam sepi tiada bertepi
Â
Dalam kerumunan
Sepimu menyelimuti
Â
Dalam keramaian
Kau tersesat,mengikuti angin hendak menerbangkanmu ke sudut mana
Kau sama sekali tak peduli
Â
Pesta kau abaikan begitu saja
Suara biduan yang bernyanyi dengan sekuat tenaga
Tak mampu menghempaskan rasa sepimu agar pergi begitu saja
Para penari yang lihai menggerakkan setiap kaki tangannya
Kau enggan memperhatikannya
Â
Â
Sampai ice cream favoritmu
Kau biarkan mencair begitu saja
Pikirmu,hidupmu begitu-begitu saja
Â
Saat selasa tiba
Kau mengetuk-ngetuk kamar jendela setiap rumah
Hanya ingin tahu,sepimu akan berakhir walau hanya 5 menit saja
Tuturmu, tak mengapa
Â
Kau hanya ingin sepi
Tak sendiri
Kau ingin saja memberi sedikit sepi
Pada wajah jenaka yang setiap hari tak henti memberikan sinar pada langit abu-abu
Â
Hari Selasa
Dirinya sematkan pada kalender
Tanggal merah dirinya
Melepas dukanya
Â
Biarkan ia terlelap walau hanya 5 menit saja
Pada pundak sekawanannya
Ia ceritakan keluh kesahnya
Ia resah
Â
Dalam titik temu
Saling mengadu
Berharap sendu
Segera berlalu...
Usaikan saja sepinya
Pada dinginnya malam
Yang lebih dingin dari biasanya
Kenalkan,pada riuh
Riuh yang tak tahu batas
Riuh...sampai kau lupa nestapamu
Sampai tiada lagi derai air mata
Biarkan kering walau menangis
Berseri-seri
Melompat kesana kemari
Kau tak peduli,kau sedang melakukan akrobat apa
Tiada lagi panggung sandiwara dirinya dan hari-harinya
Berakhir pada selasa
Gelak tawanya
Dibiarkan menggema
Menusuk nestapa hancur tiada bersisa....