Mohon tunggu...
Fidiar_
Fidiar_ Mohon Tunggu... Penulis - Hello, welcome in this room. Enjoy and happy reading!

www.goresanpenakreatif.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hari Selasa

23 Juli 2019   23:25 Diperbarui: 23 Juli 2019   23:55 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari-hari di kalender

Terlewat begitu saja

Berjumpa tiada bosan pada hari selasa

Pinta kau,hanya ingin berjumpa walau 5 menit saja

 

Karena pesanmu, kau akan terbang keluar angkasa

Mengejek nebula mengapa berubah cepat menjadi bintang kejora

Ada-ada saja ...

 

Dalam sepi,kau merontah-rontah

Kau terjebak dalam sepi tiada bertepi

 

Dalam kerumunan

Sepimu menyelimuti

 

Dalam keramaian

Kau tersesat,mengikuti angin hendak menerbangkanmu ke sudut mana

Kau sama sekali tak peduli

 

Pesta kau abaikan begitu saja

Suara biduan yang bernyanyi dengan sekuat tenaga

Tak mampu menghempaskan rasa sepimu agar pergi begitu saja

Para penari yang lihai menggerakkan setiap kaki tangannya

Kau enggan memperhatikannya

 

 

Sampai ice cream favoritmu

Kau biarkan mencair begitu saja

Pikirmu,hidupmu begitu-begitu saja

 

Saat selasa tiba

Kau mengetuk-ngetuk kamar jendela setiap rumah

Hanya ingin tahu,sepimu akan berakhir walau hanya 5 menit saja

Tuturmu, tak mengapa

 

Kau hanya ingin sepi

Tak sendiri

Kau ingin saja memberi sedikit sepi

Pada wajah jenaka yang setiap hari tak henti memberikan sinar pada langit abu-abu

 

Hari Selasa

Dirinya sematkan pada kalender

Tanggal merah dirinya

Melepas dukanya

 

Biarkan ia terlelap walau hanya 5 menit saja

Pada pundak sekawanannya

Ia ceritakan keluh kesahnya

Ia resah

 

Dalam titik temu

Saling mengadu

Berharap sendu

Segera berlalu...


Usaikan saja sepinya

Pada dinginnya malam

Yang lebih dingin dari biasanya

Kenalkan,pada riuh


Riuh yang tak tahu batas

Riuh...sampai kau lupa nestapamu

Sampai tiada lagi derai air mata

Biarkan kering walau menangis


Berseri-seri

Melompat kesana kemari

Kau tak peduli,kau sedang melakukan akrobat apa

Tiada lagi panggung sandiwara dirinya dan hari-harinya


Berakhir pada selasa

Gelak tawanya

Dibiarkan menggema

Menusuk nestapa hancur tiada bersisa....


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun