Mohon tunggu...
Alifian Maulana Nanda Pradana
Alifian Maulana Nanda Pradana Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Pascasarjana

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

Selanjutnya

Tutup

Money

Kerjasama Industri Melalui Berbagai Sektor Nasional Berbasis Teknologi

7 Februari 2017   23:25 Diperbarui: 8 Februari 2017   00:05 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 Sentuhan teknologi menciptakan kreasi yang mungkin belum bisa di lakukan oleh kondisi manusia yang terbatas. Selama ini Indonesia lebih sering memanfaatkan sarana dan prasarana seadanya, padahal di era globalisasi segalanya di tuntut ribuan langkah lebih maju dan mutakhir. Perlunya PTPN X untuk mengajukan proposal kepada pemerintahPemetaan kerjasama antara sektor swasta dan sektor publik bersifat komplementer. Sektor swasta yang pada umumnya dari segi bisnis berorientasi kepada profit dan non-profit mungkin lebih baik menawarkan jasa pelayanan kesehatan  terhadap masyarakat baik distributor maupun konsumen tembakau.

Jalan alternatif pemerintah adalah mengembangkan bibit-bibit dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) yang biasanya mengembangkan kreativitasnya secara nyata. Berikutnya, level Universitas juga tidak ketinggalan Institut Pertanian Bogor (IPB) tidak dapat dipungkiri memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap pertanian di Indonesia dengan melakukan riset melalui berbagai metodologi dan pendekatan guna mensejahterakan pertanian di Indonesia.  Institut Teknologi Bandung dan Surabaya yang cemerlang dalam menghasilkan teknologi karya dalam negeri sendiri.

Urgensi dari keberadaan teknologi yang mutakhir pada industri tembakau demi menatap perekonomian dan bisnis yang lebih baik dari sebelumnya di era modern saat ini. Mungkin saat ini Negara kita berada di urutan teratas untuk saat ini. Adakalanya ketika membeli rokok A dengan isi 12 batang yang dimisalkan dengan huruf (x) akan berbeda rasanya dengan yang berisikan 16 batang (y) dan yang dimuat dalam kaleng (z). Bila di notasikan maka x > y > z atau terkadang x > y < z , padahal masih 1 tipe dalam merk yang sama. Konteks pembahasan ini adalah perusahaan rokok dalam negeri yang terkadang kurang konsisten soal rasa dan standarisasi harga tembakau sehingga perlu melakukan koordinasi dengan perusahaan tembakau yakni PTPN X dalam pemutakhiran rasa agar tetap sama dalam kurun waktu tertentu dan tidak berubah – ubah semacam itu. Masalah rasa bisa saja terlihat spele, namun akan lebih baik jika ada pembaharuan dengan cara kita sendiri.

Industri yang produksinya berteknologi memiliki nilai bobot dengan kisaran 50% - 75% jika memiliki preferensi juga skala prioritas dampak terhadap lingkungan juga aspek sosial, ekonomi, dan teknologi itu sendiri. Nilai tambah tersebut dapat dijadikan butir-butir pertimbangan terhadap pemasukan Negara. Sisi lain dari penggunaan teknologi dapat menyebabkan pengangguran teknologi dimana seseorang harus kehilangan pekerjaan karena tenaganya digantikan oleh teknologi.

Mereka cenderung menggunakan alat berat dengan pertimbangan serat perhitungan yang matang agar tidak merusak lingkungan. Kembali kepada poin pertama bahwa kita tidak usah muluk-muluk dengan inovasi yang besar cukup melakukan sesuatu dimulai dari yang kecil karena sesuatu yang kecil tersebut bila dipupuk dan ditumpuk akan besar kemudian hari.

Kombinasi antara pendidikan kepada buruh tani tembakau yang disertai penggunaan teknologi yang sudah revolusioner saai ini. Perpaduan antara tenaga kerja, buruh tani tembakau dan juga penggunaan teknologi di abad 21 ini sebenarnya adalah satu kesatuan dalam bisnis. Letak kesalahan utama industri di Indonesia secara umum dan bukan hanya industri pertembakauan saja yakni belum bisa menggabungkan ketiga poin tersebut. 

Sumber daya alam yang jelas-jelas sudah melimpah tersebut mungkin kedepannya bisa diolah menggunakan teknologi yang lebih modern dan tidak bersifat padat karya lagi. Penelitian penulis membuktikan melalui wawancara secara random dimana para orang tua relawan wawancara dalam bidang pertanian tembakau yakni dengan Muhammad Wafa Pranasuta (Pelajar, Tulungagung), Ibu Ningmas Maghfiroh (Dosen, Bojonegoro), serta Neqi Salma (Mahasiswa, Blitar).

Kesamaan dari ketiganya masih belum ada teknologi modern dalam mengolah perkembunan tembakau milik mereka sendiri. Sejak tahun 1998 hingga saat ini Indonesia mengalami ironi defisit untuk transaksi perdagangan tembakau (Badan Pusat Statistik, 2007). Proses produksi ini ini terjadi akibat belum adanya teknologi modern yang mendukung dari sektor pertanian hingga industri. Sehingga Indonesia kerap melakukan impor juga yang didalangi oleh perusahaan multinasional. Jika saja teknologi di Indonesia di distribusikan secara merata mulai dari bidang pertanian hingga industri mungkin saja pada tahun 2017 ini PTPN X mengalami surplus untuk kedepannya.

Kegiatan Impor – Ekspor Tembakau

Dapat kita lihat semakin tahun semakin lebar defisit dari kegiatan Ekpor dan Impor sampai dengan tahun 2015 hal tersebut menyebabkan tingginya harga tembakau sebagai bahan dasar rokok kretek maupun rokok kretek filter. Akibat dari tingginya harga tersebut Indeks Harga Kumulatif (IHK) menunjukkan angka yang cukup besar sehingga dapat memicu terjadinya inflasi. Meskipun kenaikan harga dibawah 1% namun sebaiknya industri tembakau dapat menempatkan harga yang cocok bagi masyrakat yang mengkonsumsi tembakau. Tembakau tidak hanya ada pada rokok kretek maupun kretek filter saja. Namun shisha juga membutuhkan tembakau, di jawa timur sendiri sebagai sample penelitian studi lapangan ketahui harga shisha sendiri saja berada pada kisaran Rp 30.000,00 keatas.

Daripada paradigma beberapa pihak tentang tembakau bersifat negatif. Sebagai generasi yang cerdas dan cepat kita menawarkan solusi energi terbaru dari tembakau sebagai bio-ethanol yang di komersilkan mulai 5 tahun kedepan ini. Seperti kita tahu bahan bakar di dunia sering memicu konflik ketika harganya naik bahkan menyebabkan inflasi. Energi alternatif ini bisa menutup kekurangan keuangan Negara berkat adanya kerjasama antara PTPN X dan Pertamina ketika bio-ethanol tersebut telah dipatenkan dan dikomersilkan.  Bahkan daripada membeli insektisida untuk membasmi hama serangga yang mengganggu pertumbuhan tanaman tembakau, kita menggunakan prinsip efisiensi yang semula insektisida berbahan dasar tembakau digunakan untuk tanaman padi mulai tahun 2017 hingga 2021 insektisida tersebut bisa digunakan untuk membasmi serangga  pada tembakau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun