Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua responden mengalami penyimpangan mental emosional dalam pola asuh demokratis, yang ditandai dengan gejala sering menangis. Wawancara dengan orang tua mengungkapkan bahwa kondisi emosional anak yang sering menangis ini terjadi setelah kelahiran adik mereka. Teori menyatakan bahwa pola asuh demokratis biasanya menghasilkan anak-anak yang mandiri, dapat mengendalikan diri, memiliki hubungan baik dengan teman-temannya, mampu menghadapi stres, tertarik pada hal-hal baru, dan kooperatif dengan orang lain.
Namun, ada kemungkinan munculnya sifat-sifat tidak taat dan sulit menyesuaikan diri akibat rivalitas antar saudara. Hal ini menunjukkan keterbatasan pemahaman emosi anak yang sering kali membuat orang dewasa salah dalam merespons emosi anak. Kondisi ini bisa memunculkan masalah baru dalam aspek emosi. Oleh karena itu, diasumsikan bahwa penyimpangan mental dan emosional pada anak tersebut dipengaruhi oleh rivalitas antar saudara.
5.Pola Asuh Liberal
Pola asuh liberal adalah gaya pengasuhan di mana orang tua menerima sikap dan perilaku anak tanpa memberikan pengarahan atau perintah. Dalam pola asuh ini, anak kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua, serta kebutuhan fisik dan psikis anak tidak terpenuhi. Pola asuh liberal cenderung menghasilkan anak-anak yang impulsif, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, egois, kurang matang secara sosial, dan kurang percaya diri.
PENUTUP
Artikel ini menjelaskan konsep pola asuh dan kondisi mental anak serta menguraikan beberapa jenis pola asuh orang tua yang bisa berdampak negatif pada kesehatan mental anak. Namun, artikel ini belum memberikan penjelasan yang komprehensif tentang dampak buruk pola asuh terhadap mental anak, sehingga belum dapat dikategorikan sebagai meta-analisis atau tinjauan sistematis.