Mohon tunggu...
Fhira Hidayat
Fhira Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Artikel 2: Peran Bimbingan dan Konseling untuk Menghadapi Generasi Z dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling Perkembangan

26 Juni 2024   22:21 Diperbarui: 26 Juni 2024   22:22 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Refleksi merupakan kegiatan untuk menganalisa efektivitas kerja konselor dan efektifitas program bimbingan dan konseling komprehensif. Kegiatan ini untuk mengetahui sejauhmana pengaruh layanan bimbingan dan konseling dalam kehidupan dan perkembangan siswa. 

Program bimbingan dan konseling sekolah tidak hanya bersifat komprehensif dalam ruang lingkup, namun juga harus bersifat preventif dalam desain, dan bersifat pengembangan dalam tujuan (comprehensive in scope, preventive in design and developmental in nature) (ASCA, 2012: 85). Pertama, bersifat komprehensif berarti program bimbingan dan konseling harus mampu memfasilitasi capaian-capaian perkembangan psikologis peserta didik dalam totalitas aspek bimbingan (pribadisosial, akademik, dan karir). Layanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk seluruh pesera didik tanpa terkecuali. Kedua, bersifat preventif dalam desain mengandung arti bahwa pada dasarnya tujuan pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah bersifat preventif. Melalui cara yang preventif tersebut diharapkan pesera didik mampu memilah tindakan dan sikap yang tepat dan mendukung pencapaian perkembangan psikologis ke arah ideal dan positif. Dan ketiga, bersifat pengembangan dalam tujuan bahwa program yang didesain konselor sekolah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para peserta didik sesuai dengan tahap perkembangan.  

Peran Bimbingan dan Konseling Perkembangan dalam Menghadapi Generasi Z 

Secara umum, generasi Z memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan karakteristik generasi sebelumnya. Membelajarkan anak generasi Z akan menjadi hal sulit jika pendidik masih menerapkan gaya masa lalu, seperti menggunakan metode Duduk Dengar Catat Hapal (DDCH). Kini bukan zamannya lagi anak duduk menghabiskan waktu dengan mendengarkan, merangkum dan menuliskan PR di buku tulis. Seiring perkembangan zaman, pendidik harus meninggalkan cara lama agar sukses membimbing generasi Z menghadapi masa depan. Sangat diperlukan inovasi dalam mengajar anak generasi Z, karena mereka mempunyai konsep berpikir yang berbeda. Lingkungan generasi Z bukan hanya alam nyata, tetapi juga alam maya (Purnomo, 2016).  

Dalam melakukan berbagai strategi layanan BK di atas, tentunya guru BK tidak dapat bekerja sendirian. Guru BK memerlukan partner kerja agar dapat melakukan pendampingan terhadap siswa generasi Z. Dalam kontek bimbingan dan konseling komprehensif, sangat ditekankan adanya kolaborasi, yaitu kerjasama guru BK dengan stakeholder sekolah dan luar sekolah untk menyelenggarakan layanan BK. Adapun bentuk kolaborasi yang bisa dilakukan oleh guru BK dalam menyiapkan generasi Z ini adalah sebagai berikut:

Kolaborasi dengan orang tua untuk kegiatan edukasi dan pengawasan. Ketika di sekolah, maka guru yang mengedukasi dan mengontrol penggunaan media yang berlebihan (negatif) oleh siswa. Sedangkan ketika di rumah maka itu menjadi tanggungjawab orang tua.

Kolaborasi dengan penyedia jasa layanan internet (provider) untuk kegiatan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling secara online, yaitu penyediaan jaringan yang stabil serta tahan virus dan telah memiliki filter untuk situs-situs yang negatif bagi siswa.

Kolaborasi dengan guru mata pelajaran dalam hal pengembangan ketrampilan pemecahan masalah, berpikir kritis dan inovatif. Dimana guru mata pelajaran diminta untuk melakukan kegiatan mengajar dengan menggunakan teknik/metode berbasis teknologi informasi dan komunikasi

yang dapat merangsang perkembangan ketrampilan siswa.

Kolaborasi dengan wali kelas dalam memberikan motivasi sekaligus nasehat pada siswa tentang rambu-rambu penggunaan alat komunikasi dan internet.

Kolaborasi dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana untuk pengadaan media/alat pendukung pelaksanaan layanan seperti LCD proyektor, screen, speaker, MP3/MP4 player, laptop yang terkoneksi internet, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun