Mohon tunggu...
Fhira Hidayat
Fhira Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Artikel 1: Bimbingan dan Konseling Sekolah

15 Juni 2024   07:50 Diperbarui: 15 Juni 2024   07:54 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program bimbingan dan konseling sekolah tidak hanya bersifat komprehensif dalam ruang lingkup, namun juga harus bersifat preventif dalam desain, dan bersifat pengembangan dalam tujuan (comprehensive in scope, preventive in design and developmental in nature) (ASCA, 2012: 85). Pertama, bersifat komprehensif berarti program bimbingan dan konseling harus mampu memfasilitasi capaian-capaian perkembangan psikologis peserta didik dalam totalitas aspek bimbingan (pribadisosial, akademik, dan karir). Layanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk seluruh pesera didik tanpa terkecuali. Kedua, bersifat preventif dalam desain mengandung arti bahwa pada dasarnya tujuan pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah bersifat preventif. Melalui cara yang preventif tersebut diharapkan pesera didik mampu memilah tindakan dan sikap yang tepat dan mendukung pencapaian perkembangan psikologis ke arah ideal dan positif. Dan ketiga, bersifat pengembangan dalam tujuan bahwa program yang didesain konselor sekolah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para peserta didik sesuai dengan tahap perkembangan.  

 

Peran Bimbingan dan Konseling Perkembangan dalam Menghadapi Generasi Z 

Secara umum, generasi Z memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan karakteristik generasi sebelumnya. Membelajarkan anak generasi Z akan menjadi hal sulit jika pendidik masih menerapkan gaya masa lalu, seperti menggunakan metode Duduk Dengar Catat Hapal (DDCH). Kini bukan zamannya lagi anak duduk menghabiskan waktu dengan mendengarkan, merangkum dan menuliskan PR di buku tulis. Seiring perkembangan zaman, pendidik harus meninggalkan cara lama agar sukses membimbing generasi Z menghadapi masa depan. Sangat diperlukan inovasi dalam mengajar anak generasi Z, karena mereka mempunyai konsep berpikir yang berbeda. Lingkungan generasi Z bukan hanya alam nyata, tetapi juga alam maya (Purnomo, 2016).  

Seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan manusia semakin berkembang dan bertambah. Penemuan teknologiteknologi baru menjadi salah satu faktor penunjang bertambahnya kebutuhan baru dalam segala bidang, termasuk pada bidang pendidikan. Inovasiinovasi baru lahir seiring dengan berkembangnya teknologi dan kebutuhan pendidik dan terutama peserta didik. Hidup di zaman yang katanya zamannya generasi Z di mana generasi ini terbiasa mendapatkan informasi beragam dalam waktu yang sangat singkat, hanya dengan "pencet tombol ini, maka lihat apa yang akan terjadi" (Musyarofah, 2014).  

Djiwandono (2011) menyatakan bahwa generasi muda saat ini, yang disebut juga generasi Z atau Net Generation, mempunyai karakteristik yang membuat mereka berbeda dengan generasi terdahulu. Anak-anak muda saat ini mempunyai kecenderungan gaya belajar aktif, global, sensing, dan visual. Maka, proses pembelajaran yang bersifat satu arah yang berpusat pada pengajar (teacher-centered) tidak akan cocok dengan mereka. Sebaliknya, pembelajaran yang membuat mereka menerapkan teori dan melakukan sendiri apa yang sedang dipelajari akan dengan mudah menarik minat dan pada gilirannya kemampuan belajar mereka (Susana, 2012). Dengan demikian,strategi pelaksanaan layanan BK di sekolah untuk generasi Z harus bersifat actibe learning, yaitu melibatkan siswa dalam kegiatan secara langsung. 

Oleh karena itu, layanan bimbingan dan konseling hendaknya diarahkan pada bagaimana membekali generasi Z dengan karakter-karakter unggul dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga dapat mengantarkan mereka menuju masa depan yang cemerlang.  

Adapun beberapa peran yang dapat dilakukan oleh bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: Layanan bimbingan dan konseling diselenggarakan untuk memberikan motivasi sukses kepada anak-anak generasi Z sehingga memiliki masa depan studi dan karir yang cemerlang. Adapun layanan yang dapat diberikan berupa layanan peminatan tentang studi lanjut untuk setiap anak, layanan pengembangan bakat dan minat, kemudian juga kolaborasi sekolah dengan instansi kerja (perusahaan/lembaga) untuk memberikan wawasan kerja sesuai dengan potensi dan keahlian siswa.  

Bimbingan dan konseling memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi serta media interaktif yang mudah diakses oleh siswa, seperti video, film, macromedia flash, educative games, dan sebagainya.  

Layanan bimbingan dan konseling difokuskan pada pengembangan kepercayaan diri, ketrampilan pemecahan pemecahan masalah, ketrampilan berpikir kritis dan inovatif. Layanan yang dapat diselenggarakan berupa layanan bimbingan kelompok teknik diskusi, FGD, problem solving atau simulation games. Untuk layanan yang bersifat kuratif, guru BK bisa melakukan dengan sistem e-counseling, sehingga siswa dapat memanfaatkan layanan BK dengan sebaik-baiknya, tanpa harus bertatap muka dengan guru BK. Misalnya dengan menggunakan aplikasi Facebook, Twitter, WhatsApp, Instagram, dan sebagainya.  

Dalam memberikan layanan BK, guru BK menggunakan media/sarana yang mendukung dsn disukai oleh siswa, seperti LCD proyektor, laptop yang terkoneksi internet, MP3/MP4 player, dan sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun