Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Erotisme, dari Rasa Menjadi Industri

9 November 2019   13:32 Diperbarui: 9 November 2019   13:40 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun awalnya semua film dengan genre seperti ini ilegal. Setelah tahun 1970 barulah di Amerika Serikat mulai di legalkan, menyusul kemudian Eropa.

Sejak saat itulah erotisme berjalan menuju sebuah industri yang besar. Apalagi kemudian setelah berkembangnya internet, industri ini berkembang pesat, ada jutaan situs terkait erotisme.

Memang kemudian kita jadi dibingungkan dengan batasan perbedaan erotisme dan pornografi. Namun konotasi pornografi jaub lebih buruk dari erotisme, padahal keduannya sangat tipis perbedaannya.

Secara umum sih pornografi itu lebih vulgar dan kurang berkelas di banding  erotisme. Walaupun saya sendiri terkadang bingung yang berkelas itu seperti apa.

Yang jelas Industri pornografi saat ini sudah sangat besar. Diluar prostitusi, di Amerika Serikat saja menurut data dari NBC News tahun 2017 industri ini bernilai US$12 milyar dolar atau setara dengan Rp. 168 trilyun rupiah. Sedangkan secara global mecapai US$97 milyar dolar, atau senilai Rp.1.380 trilyun.

Namun ternyata seperti halnya produk tembakau walaupun legal di sebagian negara. Industri ini menyimpan efek yang buruk dalam masyarakat.

Tak sedikit yang kecanduan dan menjadi pemicu berbagai kekerasan seksual. Dan jika dilakukan dalam jangka panjang pornografi dapat menimbulkan gangguan mental

Di Indonesia sendiri pornografi atau industri erotisme itu merupakan sesuatu yang ilegal. Walaupun pada kenyataannya tak sulit juga menemukannya. Apalagi dengan keberadaan internet.

Berbagai aturan sudah diterbitkan dan sweeping pun telah dilakukan, jutaan situs sudah diblok namun tetap saja bisa tembus.

Landasan iman dan keadilan lah kiranya yang sanggup menahan laju industri ini. 

Sumber.
nusantaranews.co
kaskus.co.id
lsfcogito.org 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun