Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kebijakan Gender Biner Trump dan Kontroversi Atlet Transgender

29 Januari 2025   15:40 Diperbarui: 29 Januari 2025   18:57 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa pihak lain, berpendapat bahwa kejadian serupa di masa depan dapat "mengancam" partisipasi perempuan dalam olahraga, sebuah pandangan yang dianggap "sensasional" oleh pembalap mobil transgender Charlie Martin dan "transfobia" oleh McKinnon.

Pro dan Kontra Transgender di Dunia Olahraga

Setelah itu kontroversi keikutsertaan atlet transgender dalam event olahraga kategori wanita terus bergulir dan semakin meluas, pro dan kontra memanas dengan argumen masing-masing.

Pihak yang menentang keikutsertaan atlet transgender di kategori perempuan berpendapat tidak fair apabila seorang transgender berkompetisi di olahraga dengan peserta wanita, tetapi dengan tubuh biologis pria.

Dalam prespektif olahraga, pria pada dasarnya, memiliki keuntungan fisiologis yang rata-rata membuat mereka lebih besar/tinggi, lebih cepat, dan lebih kuat dibandingkan atlet wanita.

Dan faktanya memang demikian, siapapun tak bisa memungkiri itu. Contoh, dalam cabang olahraga atletik nomor sprint 100 meter, catatan waktu terbaik pria di pegang oleh Usain Bolt dengan catatan waktu 9,53 detik yang ia torehkan pada tahun 2012 di Olimpiade London.

Sedangkan rekor dunia putri masih digenggam oleh Florence Griffith Joyner alias Flo Jo dengan catatan waktu waktu 10,49 detik yang ia catatkan pada tahun 1988.

Catatan waktu terbaik nomor 100 meter putri ini, hanya sebanding dengan catatan waktu sprinter pria dengan prestasi medioker saja, bahkan jauh lebih buruk dari rekor nasional milik sprinter pria di negara-negara yang dianggap tak moncer di dunia atletik.

Tak sampai disitu saja, dari total 23 nomor atletik yang biasa dipertandingan diluar 2 nomor campuran, tak ada satu pun atlet wanita yang rekor terbaiknya menyamai atau bahkan mendekati rekor yang dicatakan atlet pria.

Tak terbatas di cabang atletik, diberbagai cabang olahraga lainnya pun hal serupa terjadi. Ini menandakan level of playing field atau tingkat kesetaraan dalam konteks olahraga antara pria dan wanita itu memang berbeda dan kompetisinya harus dibedakan 

Kecuali beberapa olahraga seperti catur yang membuka kesempatan kepada pecatur wanita untuk berkompetisi dengan pecatur pria secara head to head, itu pun hasilnya masih didominasi pecatur pria, hingga saat ini menurut catatan Organisasi Catur Dunia (FIDE) belum ada satu pun pecatur wanita yang mampu menjadi juara dunia catur pria.

Beberapa cabang olahraga lain ada yang mempertandingkan nomor campuran, pria dan wanita dalam satu tim melawan tim dengan komposisi serupa, seperti di cabang olahraga bulutangkis, kejuaran tenis kelas grandslam, atau tenis meja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun