Transaksi kripto dilakukan secara langsung antar pengguna tanpa perlu ada media perantara,(bisa bank atau lembaga keuangan lainnya).Â
Meskipun tanpa perantara, semua transaksi tercatat di buku besar digital bernama blockchain. Blockchain ini seperti buku catatan yang bisa dilihat semua orang, tapi identitas penggunanya dirahasiakan.
Blockchain itu sendiri adalah teknologi yang menghubungkan banyak komputer untuk menyimpan data transaksi. Setiap transaksi akan membentuk sebuah blok yang terhubung dengan blok sebelumnya, sehingga membentuk blockchain.
Sejarah dan Perkembangan Aset Kripto di Dunia
Mengutip Investopedia, konsep mata uang digital sebenarnya sudah muncul jauh sebelum Bitcoin populer.Â
Pada tahun 1983, seorang ahli kriptografi bernama David Chaum memperkenalkan ide tentang uang elektronik yang aman.Â
Ia mengembangkan sistem bernama Digicash, yang memungkinkan transaksi digital yang bersifat anonim.Â
Namun, Digicash membutuhkan perangkat khusus dan infrastuktur yang belum begitu mendukung pada masanya, sehingga tidak banyak digunakan.
Baru pada tahun 2008, seorang tokoh misterius yang dikenal sebagai Satoshi Nakamoto memperkenalkan Bitcoin. Bitcoin adalah terobosan besar karena berhasil menciptakan sistem mata uang digital yang terdesentralisasi dan dapat diakses oleh siapa saja dengan koneksi internet.Â
Tidak seperti Digicash, Bitcoin tidak memerlukan perangkat khusus dan menggunakan teknologi blockchain yang inovatif untuk mencatat transaksi.Â
Keberhasilan Bitcoin, telah membuka pintu bagi era baru dalam sistem keuangan. Inspirasi dari kesuksesan Bitcoin, beragam aset kripto bermunculan silih berganti.
Pada tahun 2010, ekosistem aset kripto mulai berkembang pesat dengan munculnya berbagai jenis cryptocurrency dan platform pertukaran.Â