Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tahun 2025, "Annus Horribilis" Bagi Perekonomian Masyarakat, Akibat Banjir Pungutan dan Kenaikan Tarif

24 Desember 2024   12:10 Diperbarui: 25 Desember 2024   07:07 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi uang tunai di dompet.(Dok. Pexels/Ahsanjaya)

Bayangkan, apabila seluruh pengutan, kenaikan tarif dan otak-atik subsidi yang akan berimbas pada terkurasnya dompet rakyat Indonesia tersebut, diberlakukan secara bersamaan pada tahun 2025 mendatang, apa tidak akan mengerikan.

Dampak Hujan Pungutan

Berbagai tumpukan pungutan, iuran dan kenaikan tarif yang menurut rencanannya akan diberlakukan tahun depan pasti akan membuat beban pengeluaran pendapatan melonjak sangat signifikan.

Menurut Lembaga Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik, Celios, seperti yang saya kutip dari Kompas.id, yang akan terpapar lebih telak dari kebijakan tersebut adalah kelas menengah dibandingkan kelompok miskin.

Masyarakat kelas menengah akan mengalami tambahan pengeluaran paling besar yakni Rp 354.293 per bulan atau Rp 4,2 juta per tahun. Sementara, pengeluaran masyarakat rentan akan bertambah hingga Rp 153.871 per bulan atau Rp 1,8 juta per tahun.

Implikasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan PPN dan berbagai pungutan lainnya akan memicu efek berganda yang berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi.

Ketika harga barang dan jasa naik, daya beli masyarakat akan menurun. Hal ini akan mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa, sehingga memaksa perusahaan untuk mengurangi produksi dan bahkan melakukan PHK. 

Akibatnya, pertumbuhan ekonomi melambat, tingkat pengangguran meningkat, dan kemiskinan semakin meluas. Kondisi ini akan menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus, di mana penurunan permintaan akan semakin memperburuk kondisi ekonomi.

Dampak Sosial terhadap Ketimpangan

Kenaikan harga-harga akibat berbagai kenaikan tarif dan pungutan baru akan memperburuk ketimpangan sosial. 

Kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah akan lebih terdampak karena proporsi pengeluaran mereka untuk kebutuhan pokok lebih besar dibandingkan dengan kelompok berpenghasilan tinggi. 

Akibatnya, kelompok miskin akan semakin kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, pun demkian dengan kelas menengah, mereka besar kemungkinan bakal terjerembab ke dalam jurang kemiskinan, sementara kelompok kaya relatif tidak terpengaruh secara signifikan. 

Kesenjangan yang semakin lebar dapat memicu berbagai masalah sosial, seperti meningkatnya angka kriminalitas dan ketidakstabilan politik.

Harapan Kepada Pemerintah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun