Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sesaat Sebelum Ditutup, Pemesanan ST013 Tembus Rp16,18 Triliun, Mengapa Tenor Pendek Lebih Laris?

3 Desember 2024   12:42 Diperbarui: 3 Desember 2024   14:05 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan jangan lupa, investor kadang terkena juga oleh FOMO (fear of missing out) di mana investor terdorong untuk segera berinvestasi karena takut ketinggalan peluang mendapatkan keuntungan. Tenor pendek yang lebih mudah diakses dan dipahami, seringkali menjadi pilihan pertama.

Di luar itu, pendekatan teknis keuangan juga bisa menerangkan mengapa tenor lebih pendek larisnya lebih manis dibandingkan yang bermasa jatuh tempo lebih panjang.

Kondisi pasar, seperti ketidakpastian ekonomi membuat investor lebih berhati-hati dalam menanamkan uangnya, meski SBN ritel terjamin keamanannya di hampir setiap sisi, tapi tetap saja ada concern investor terhadap kondisi pasar, dan umumnya SBN ritel dengan karakteristik tradeable bertenor pendek, lebih mudah diserap di pasar sekunder.

Seperti kita tahu hubungan sebab akibat antara perubahan suku bunga acuan bank sentral dengan SBN ritel, investor yang khawatir akan fluktuasi suku bunga cenderung memilih tenor pendek untuk meminimalisasi risiko.

Intinya, pilihan investor terhadap SBN ritel tenor pendek didorong oleh kombinasi faktor psikologis, kondisi pasar, dan profil risiko investor itu sendiri. 

Meskipun imbal hasil yang ditawarkan lebih rendah, namun faktor keamanan, likuiditas, dan risiko yang lebih rendah membuat instrumen ini menjadi pilihan yang menarik bagi sebagian besar investor.

Penutup

But, anyway, terlepas dari pilihan investor tersebut, SBN ritel secara natural merupakan instrumen investasi yang sangat aman, nyaris bebas dari risiko pasar maupun risiko likuiditas.

Antusiasme investor terhadap Sukuk Tabungan ST013, membuktikan bahwa instrumen ini semakin menjadi pilihan utama bagi masyarakat dalam mencapai tujuan keuangan. 

Dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang positif, minat terhadap investasi baik syariah maupun konvensional diperkirakan akan terus meningkat. 

Pemerintah pun semakin gencar mendorong inklusi keuangan melalui berbagai inovasi produk SBN ritel, membuka peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan negara.

https://www.djppr.kemenkeu.go.id/sbnritel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun