Selanjutnya, ada Laporan Arus Kas, atau dalam bahasa kerennya disebut cash flow, yang menceritakan aliran uang masuk dan keluar perusahaan.Â
Di sini kita bisa melihat dari mana uang berasal, misalnya dari penjualan atau pinjaman, dan ke mana uang digunakan, misalnya untuk membayar gaji karyawan atau membeli alat produksi baru.Â
Laporan arus kas ini seperti alur cerita, kita bisa melihat bagaimana perusahaan mengelola uangnya dan apakah arus kasnya sehat.
Memahami Rasio Dalam Laporan Keuangan
Namun, membaca laporan keuangan saja tidak cukup. Kita perlu menganalisisnya dengan rasio keuangan. Rasio-rasio ini seperti alat bantu untuk memahami cerita lebih dalam, tentang laporan keuangan tersebut.Â
Mengutip Investopedia, sekurang-kurangnya ada empat rasio yang bisa digunakan untuk menganalisa kesehatan perusahaan yakni, Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Aktivitas.
Rasio Profitabilitas
Ada Rasio Profitabilitas, yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan, seperti margin laba bersih yang menunjukkan seberapa besar keuntungan dari setiap rupiah penjualan.Â
Rasio profitabilitas itu seperti termometer yang mengukur seberapa sehat sebuah perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Angka-angka ini memberi tahu kita seberapa efisien perusahaan dalam mengelola sumber daya dan menghasilkan laba dari operasinya.Â
Ada beberapa jenis rasio profitabilitas yang bisa kita gunakan. Pertama, margin atau selisih laba kotor atau Gross Profit Margin (GPM), yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang didapat dari penjualan setelah dikurangi biaya produksi.Â
Semakin tinggi marginnya, semakin baik perusahaan dalam mengendalikan biaya dan menghasilkan laba dari setiap penjualan.
Kedua, margin laba operasi atau Operating Profit Margin (OPM), yang mengukur keuntungan dari kegiatan operasional utama setelah dikurangi biaya-biaya seperti gaji karyawan dan biaya pemasaran.Â