Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Di Tengah Dinamika Perekonomian Indonesia saat Ini, Sritex "Too Big To Fail"

26 Oktober 2024   12:52 Diperbarui: 27 Oktober 2024   23:20 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok ANTARA/Saptono 
Dok ANTARA/Saptono 

Dampak Kepailitan Sritex

Jika Sritex dibiarkan pailit dan benar-benar harus gulung tikar, artinya akan ada lebih dari 11 ribu orang yang kehilangan pekerjaannya. Dengan asumsi 1 orang pekerja menanggung 4 orang saja, berarti akan ada 44 ribu orang atau lebih yang seketika terkena dampak langsungnya.

Belum lagi jika kita bicara trickle-down effect-nya dari usaha-usaha di sekitar pabrik Sritex, yang pastinya didominasi oleh UMKM, yang sangat mungkin juga memiliki beberapa karyawan. Begitu banyak orang yang penghidupannya akan dipengaruhi oleh proses kepailitan Sritex ini, dan dampaknya bisa mencapai ratusan ribu orang.

Urgensi Penyelamatan Sritex

Dalam kondisi perekonomian Indonesia seperti saat ini yang sedang penuh dinamika dan tantangan, rasanya relevan apabila Sritex ini "too big to fail"---terlalu besar untuk jatuh. Karena kejatuhan Sritex akan menyeret begitu banyak pihak yang pada akhirnya akan membawa konsekuensi langsung pada perekonomian Indonesia.

Saat ini saja, menurut laporan Kementerian Ketenagakerjaan, dari Januari hingga akhir Agustus 2024 jumlah pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sudah sebanyak 46.260 pekerja. 

Bahkan menurut Bright Institute, tanpa tambahan dari Sritex, gelombang PHK dari berbagai sektor industri berpotensi mencapai 70 ribu pekerja hingga akhir tahun ini.

Kondisi ini akan memperberat langkah pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang menurut Presiden Prabowo Subianto sebesar 8 persen, mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia mayoritas disumbang oleh ekonomi rumah tangga domestik. Ketika PHK terjadi di mana-mana dengan jumlah yang cukup masif, sulit untuk berharap pada ekonomi rumah tangga, karena mereka kehilangan penghasilan.

Selain itu, angka kemiskinan yang tadinya ingin diturunkan terancam naik lagi, lantaran keluarga para korban PHK besar kemungkinan akan terjerumus ke jurang kemiskinan karena kehilangan penghasilannya.

Upaya Penyelamatan Sritex

Dengan kondisi ini, upaya penyelamatan Sritex menjadi sangat krusial. Oleh sebab itu, seperti disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Presiden Prabowo telah memerintahkan 4 menteri di Kabinet Merah Putih untuk melakukan upaya penyelamatan Sritex.

Keempat kementerian yang dimaksud, yakni Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Kementerian Tenaga Kerja.

 "Opsi dan skema penyelamatan ini akan disampaikan dalam waktu secepatnya, setelah empat kementerian selesai merumuskan cara penyelamatan," ujarnya, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (25/10/2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun