Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Daya Beli Lemah tapi Tiket Konser Jutaan Rupiah Ludes Terjual, Paradoks Ekonomi Indonesia

8 Oktober 2024   16:11 Diperbarui: 8 Oktober 2024   16:19 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumlah analis industri bermotor menyatakan bahwa hal ini dipengaruhi oleh melemahnya daya beli masyarakat.

Terkikisnya kekuatan konsumsi kelas menengah juga menjadi sorotan. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan penurunan proporsi kelas menengah dalam struktur penduduk Indonesia menjadi 17,44 persen pada tahun 2023, anjlok dari 21,24 persen pada tahun 2019.  

BPS juga melaporkan penurunan jumlah kelas menengah Indonesia dari 57,3 juta orang pada tahun 2019 menjadi 47,85 juta orang pada tahun 2024.

Meskipun indikator-indikator tersebut menunjukkan potensi pelemahan ekonomi, Indonesia masih jauh dari resesi karena paling tidak dalam empat kuartal terakhir pertumbuhan ekonomi masih positif.  

Namun,di tengah data perekonomian Indonesia yang cenderung temaram seperti warung remang-remang, kita dihadapkan pada fakta yang cukup paradoksal dan sangat menarik untuk dicermati.

Meskipun daya beli masyarakat Indonesia dianggap melemah dan volume kelas menengah terus berkurang, tetapi nyaris seluruh acara konser-konser artis-artis internasional maupun domestik yang mematok harga tiket hingga jutaan rupiah, laris manis tanjung kimpul, ludes, bahkan berebut untuk mendapatkannya.

Terakhir Konser musisi asal Amerika Serikat John Legend yang dilaksanakan pada Minggu 6 Oktober 2024 kemarin, yang kisaran harga tiketnya, termurah Rp900 ribu hingga Rp5,5 juta ludes diserbu masyarakat

Fenomena ini memunculkan pertanyaan: Jika ekonomi Indonesia memang tengah lesu dan daya beli masyarakat melemah, mengapa setiap konser selalu dipenuhi penonton, padahal harga tiketnya tidak murah? Berbagai festival musik pun selalu tumpah ruah dipenuhi para penikmatnya. 

Tidak hanya konser musik, instrumen investasi seperti Surat Berharga Negara (SBN) ritel juga tetap diminati. Penawaran Sukuk Ritel seri SR021 berhasil memobilisasi dana masyarakat sebesar Rp24,22 triliun, dengan 14.778 investor baru. 

Padahal, menikmati konser dan berinvestasi biasanya dianggap sebagai kebutuhan tersier yang baru dipenuhi setelah kebutuha  pokok terpenuhi.

Fenomena ini menunjukkan kompleksitas ekonomi Indonesia, di mana indikator makro tidak selalu sejalan dengan kondisi mikro. Mungkinkah isu pelemahan daya beli tidak sepenuhnya benar, atau mungkinkah masyarakat mengubah pola prioritas belanja mereka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun