Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Paris 2024, Menjadi Titik Nadir Bulutangkis Indonesia, PBSI Tertidur di Atas Kejayaan Masa Lalu

1 Agustus 2024   10:00 Diperbarui: 1 Agustus 2024   10:36 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asa mendulang medali dari bulutangkis di Olimpiade Paris 2024, yang sebelumnya menggunung, perlahan mulai tergerus setelah dua andalan Indonesia di nomor tunggal putra berguguran bak daun kering.

Bahkan Olimpiade Paris 2024 menjadi titik nadir bagi tunggal putra bulutangkis Indonesia. Untuk pertama kalinya sejak bulutangkis dipertandingkan di Olimpiade, tak ada satu pun wakil Indonesia yang berhasil lolos dari fase grup

Jonathan Christie, yang sebelumnya digadang-gadang sebagai salah satu unggulan, tampil mengecewakan di fase grup. Ia terlihat bermain tanpa semangat dan kehilangan determinasi, sehingga harus mengakui keunggulan Lakshya Sen dari India dalam dua set langsung 18-21 12-21 di La  Chappele Arena Paris, Rabu (31/07/2024).

Dengan kekalahan ini, Jojo harus mengubur mimpinya meraih medali Olimpiade pertamanya dan tersingkir dari kompetisi.

Beberapa jam setelah kekalahan Jojo, Anthony Sinisuka Ginting juga harus menelan pil pahit. Dalam pertandingan rubber game yang sengit,19-21 21-18, dan 15-21. Ginting harus mengakui keunggulan pebulutangkis tuan rumah, Tomas Junior Popov. Kekalahan ini memastikan sektor tunggal putra Indonesia tersingkir seluruhnya dari Olimpiade Paris 2024.

Hasil buruk di Paris ini sangat kontras dengan kejayaan masa lalu. Pada Olimpiade Barcelona 1992. Di masa itu Indonesia bergelimang kejayaan di nomor tunggal putra, tiga wakil Merah-Putih, Ardy Bernardus Wiranata, Hermawan Susanto, dan Alan Budi Kusumah menguasai semifinal Olimpade Barcelona 1992.

Alan akhirnya mampu meraih medali emas setelah mengalahkan Ardy dalam laga all Indonesian Final, dan Hermawan berhasil meraih perunggu. Artinya seluruh medali di nomor tunggal putra Olimpiade Barcelona 1992 direbut oleh pebulutangkis Indonesia.

Secara keseluruhan, cabang olahraga bulutangkis menyumbangkan dua medali emas, dua perak, dan satu perunggu bagi Indonesia pada Olimpiade Barcelona 1992. Medali emas lainnya dipersembahkan oleh tunggal putri, Susi Susanti, dan medali perak dipersembahkan oleh ganda putra, Eddy Hartono/Gunawan.

Selanjutnya, di Olimpiade Atlanta 1996, meski raihan medali menurun hanya 1 emas dari ganda putra Ricky/Rexy, dan tunggal putra tak berhasil mempersembahkan medali, semua wakil Indonesia di nomor ini berhasil melaju hingga perempat final, bahkan Heryanto Arbi mencapai semifinal.

Di Sidney 2000, Hendrawan berhasil mencapai final sebelum akhirnya dikalahkan oleh wakil China. Prestasi tunggal putra yang lebih baik terjadi di Athena 2004, di mana Taufik Hidayat meraih medali emas dan Sony Dwi Kuncoro meraih perunggu.

Meskipun mengalami penurunan di Beijing 2008, tunggal putra Indonesia masih mampu mengirimkan Sony Dwi Kuncoro hingga perempat final. Di London 2012, Simon Santoso dan Taufik Hidayat melaju hingga babak 16 besar. Tommy Sugiarto juga mencapai babak yang sama di Rio 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun