Perdebatan ini kemudian diamplifikasi oleh warganet sehingga menguar ramai ditanggapi oleh banyak pihak.
Sebagian besar warganet, ramai-ramai merundung Arie dan Budi, seraya mengglorifikasi Pandji.Â
Asian Value dan Human Right yang dimention Arie yang diperdebatkan dengan Pandji, dijadikan bahan olok-olok oleh warganet
Mengutip sejumlah sumber referensi, Asian Value atau nilai-nilai Asia adalah istilah yang merujuk serangkaian norma, nilai, dan prinsip budaya yang diyakini menjadi ciri khas masyarakat Asia Timur dan Tenggara. Konsep ini mulai populer pada akhir abad ke-20, terutama dipromosikan oleh beberapa pemimpin politik dan intelektual di Asia, seperti Lee Kuan Yew, mantan Perdana Menteri Singapura.
Beberapa nilai-nilai yang acap dikaitkan dengan Asian Value antara lain, kolektivitas, penghormatan terhadap otoritas, disiplin dan kerja keras, keharmonisan sosial, keberhasilan akademik, dan keberpihakan pada keluarga.
Nah, nilai-nilai Asia terakhir ini lah yang mungkin menguatkan pendapat Arie  yang menghubungkan dinasti politik dengan Asian Value.
Meskipun demikian, Asian Value bukanlah konsep monolitik yang interpretasinya seragam dan penerapannya dapat bervariasi di berbagai negara dan konteks sosial.
So, apa sebenarnya yang terjadi sehingga urusan diskusi politik ringan, harus berakhir tak mengenakan bagi sebagian pihak.
Saya tidak tahu kekesalan Pandji itu dipicu oleh berbelitnya Arie dan Budi saat menjawab pertanyaan dirinya, atau karena kedua host podcast itu cenderung setuju dan menganggap dinasti politik itu dapat dibenarkan, yang berlawanan dengan pendirian dan cara berpikir Pandji.
Andai jawabannya, karena Arie serta Budi berbelit dan berkelit terkesan tidak jujur saat menjawab pertanyaannya, tak ada yang salah dengan kekesalan Pandji tersebut.
Namun, jika pemicu kekesalan Pandji  yang kemudian diiringi dengan hujatan bertubi-tubi terhadap Total Politik oleh sebagian warganet lantaran pendapat dan cara berpikir keduanya terhadap dinasti politik berbeda dengan Pandji, dalam prespektif kebebasan berpendapat  yang problematik justru Pandji dan para penghujat Arie dan Budi.