Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada atau Tidak Ada Patung Sukarno, Tak Akan Menghilangkan Jasanya Bagi Bangsa Indonesia

17 Agustus 2023   13:19 Diperbarui: 17 Agustus 2023   14:22 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78, kabar pembangunan Patung Ir. Sukarno dengan nilai investasi Rp. 10 triliun di Kawasan Perkebunan Walini Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat menyeruak ke publik dan menjadi polemik baru.

Melansir Kompas.Com, Patung tersebut rencananya akan dibangun menjulang setinggi 100 meter atau setara dengan gedung 30 lantai.

Patung yang akan didesain dan dibuat oleh salah satu pematung top Indonesia, I Nyoman Nuarta rencananya akan mulai dibangun bulan depan.

Begitu kabar ini tersiar luas, publik meresponnya dengan sikap pro dan kontra, terutama menyoroti biaya pembangunan yang mencapai Rp. 10 triliun.

Angka yang luar biasa besar untuk sebuah pembuatan patung, mungkin jika uang segede itu digunakan untuk pembangunan perumahan murah, bisa menyediakan hunian bagi milenial yang katanya sulit memiliki rumah hingga ratusan ribu unit.

Atau jika dipergunakan untuk membangun infrastruktur jalan desa, ratusan hingga ribuan kilometer bisa dibangun, atau bisa juga untuk membangun sistem angkutan umum yang terintegras di Bandung yang terkenal semrawut, pasar, sekolah, dan atau-atau lain yang dianggap memiliki manfaat langsung bagi rakyat Indonesia, dibandingkan membangun sebentuk patung.

Tanpa mengurangi rasa hormat dan takdzim terhadap jasa-jasa Ir Sukarno, sebagai salah satu ideolog bangsa, founder Republik yang bernama Indonesia ini dan salah satu orang yang memproklamasikan Kemerdekaan Repunlik Indonesia 78 tahun lalu, 17 Agustus 1945 bersama Mohammad Hatta.

Rasanya jasa-jasa Beliau sebagai Sang Proklamator, salah satu penggali falsafah negara Pancasila, sekaligus founder Republik ini, di mata rakyat Indonesia tak akan berkurang sedikitpun dengan dibangun atau tidak dibangunnya patung tersebut.

Bahkan, saat sosok Sukarno sempat dialienisasi atau disingkirkan  pada masa Orde Baru, jasa-jasa beliau bagi Republik Indonesia tetap diingat dan sangat dihormati oleh seluruh rakyat Indomesia.

Jika demikian, maka timbulah pertanyaan, apa urgensinya patung tersebut harus dibangun saat ini, di tengah situasi perekonomian rakyat yang masih tertatih-tatih pasca dihantam pandemi Covid-19 dan situasi panas geopolitik yang belum terlihat ujungnya,  apalagi dengan biaya semasif itu.

Meskipun kemudian, diketahui lewat keterangan Bupati Kabupaten Bandung Barat, Hengky Kurniawan, bahwa nilai pembangunan patung sebesar Rp. 10 triliun itu, bukan hanya untuk membangun patung, tapi nilai akumulasi investasi bagi pembangunan sebuah kawasan perumahan, pertokoan, dan pusat bisnis terintegrasi, semacam kota mandiri,yang dikerjakan secara kolaborasi antara Ciputra dengan perusahaan perkebunan milik negara PT. Perkebunan Nasional VII.

Nantinya, kota mandiri tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 1.270 hektar. Dan Patung raksasa sosok Sukarno akan menjadi ikon di kawasan kota mamdiri tersebut.

Lokasi patung raksasa tersebut, tepat berada di kawasan eks proyek Transit Oriented Development (TOD) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Berdasarkan gambar-gambar yang beredar di media sosial, desain patung Sukarno akan dibuat dalam posisi duduk, dengan kepala mengenakan peci.

Patung ayah dari Ketua Umum PDIP Megawati itu, akan menghadap ke arah kanan, bagian bawahnya terdapat bangunan serta hamparan tumbuhan hijau, dan akan terlihat sangat jelas dari jalan tol Purbalenyi yang menghubungkan Ibukota Jakarta dan Bandung.

Sebenarnya, sejak masa reformasi bukan kali ini saja patung sosok Sukarno dibuat. Di Jakarta saja, di kawasan Monas, jantung Ibukota negara ada dua patung sosok Sukarno, di halaman muka gedung Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) dan di Kantor Kementerian Pertahanan.

Informasi lain terkait keberadaan patung Bung Karno seperti yang disebutkan oleh The Sukarno Center meningkat cukup tajam, dalam 7 tahun belakangan saja pembuatan Patung Sukarno naik hingga 120 persen di seluruh Indonesia.

Bahkan, beberapa waktu lalu, Megawati, Putri dari Bung Karno yang kini menjadi Ketua Umum partai berkuasa PDI-P, sempat menyampaikan keinginannya untuk membangun patung Sukarno disetiap daerah di Indonesia.

Alasan Megawati, pembuatan patung Sukarno dapat menjadi sarana bagi generasi muda untuk mengingat sejarah bangsa dan para pahlawannya termasuk proklamator yang mendeklarasikan Kemerdekaan Indonesia.

Namun menurut sebagian pihak, alasan itu agak absurd, toh jika kita mendengar nama Sukarno, asosiasi rakyat Indonesia terhadap nama itu adalah salah satu sosok nan kharismatik dan paling berjasa atas berdirinya sebuah negara bernama Indonesia, ada atau tak ada patung.

Selain itu, seperti diungkapkan oleh salah satu kolektor barang-barang sejarah sekaligus politisi dari Partai Gerindra, Fadly Zon toh pahlawan yang berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia bukan hanya Sukarno, Proklamator saja ada dua orang.

Jangan-jangan ada motif politik yang berkelindan dibelakang pembangunan patung sosok Sukarno tersebut. Suka atau tidak, diakui maupun tidak, nama Sukarno masih menjadi magnet politik tersendiri, yang cukup kuat.

Masih ingat, saat penolakan Israel yang akan hadir ke Indonesia pada perhelatan Piala Dunia U-20 lalu, salah satu alasan yang digunakan PDIP lantaran Sukarno pun menyatakan demikian, dan kita tahu juga ideologi PDIP itu tegak lurus kepada ideologi Sukarno.

Tak ada yang salah dengan hal tersebut, toh Sukarno memang dikenal menjadi ideolog bangsa ini secara keseluruhan dan tak ada yang bisa membantahnya.

Tetapi bukan berarti kita juga harus mengkultuskan sedemikian rupa sehingga patungnya harus ada dimana-mana, yang paling pentingkan ajaran dan ideologinya dilaksanakan secara proporsional oleh bangsa ini.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), patung adalah sebuah benda yang diciptakan dan dipahat secara sengaja untuk meniru bentuk mahluk hidup di sekitar seperti manusia dan hewan.

Berdasarkan fungsinya, patung dibuat untuk beberapa hal, ada yang dibuat untuk fungsi religius seperti patung Yesus Raksasa di Brazil atau yang kini sedang di bangun di kawasan Danau Toba Sumatera Utara,

Ada juga yang berfngsi sebagai patung monumental  yang dibuat sebagai peringatan bagi seorang tokoh yang sangat berpengaruh bagi sebuah bangsa atau suatu peristiwa  sejarah.

Jika mengacu pada fungsinya ini, patung Sukarno ini bisa disebut sebagai patung yang berfungsi monumental, yang mengingatkan masyarakat bahwa Indonesia bisa sampai pada titik saat ini atas jasa-jasa seorang tokoh bernama Sukarno.

Harapannya sih tak sampai pada fase pengkultusan. Percayalah bangsa Indonesia ini tak akan pernah mengenakan istilah"Jas Merah (Jangan pernah melupakan sejarah).

Oleh sebab itu saya sangat yakin tanpa adanya patung raksasa pun, jasa-jasa seorang bernama Sukarno bagi negeri ini akan terus tertulis dalam benak setiap rakyatnya sampai kapanpun  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun