Masih ingat, saat penolakan Israel yang akan hadir ke Indonesia pada perhelatan Piala Dunia U-20 lalu, salah satu alasan yang digunakan PDIP lantaran Sukarno pun menyatakan demikian, dan kita tahu juga ideologi PDIP itu tegak lurus kepada ideologi Sukarno.
Tak ada yang salah dengan hal tersebut, toh Sukarno memang dikenal menjadi ideolog bangsa ini secara keseluruhan dan tak ada yang bisa membantahnya.
Tetapi bukan berarti kita juga harus mengkultuskan sedemikian rupa sehingga patungnya harus ada dimana-mana, yang paling pentingkan ajaran dan ideologinya dilaksanakan secara proporsional oleh bangsa ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), patung adalah sebuah benda yang diciptakan dan dipahat secara sengaja untuk meniru bentuk mahluk hidup di sekitar seperti manusia dan hewan.
Berdasarkan fungsinya, patung dibuat untuk beberapa hal, ada yang dibuat untuk fungsi religius seperti patung Yesus Raksasa di Brazil atau yang kini sedang di bangun di kawasan Danau Toba Sumatera Utara,
Ada juga yang berfngsi sebagai patung monumental  yang dibuat sebagai peringatan bagi seorang tokoh yang sangat berpengaruh bagi sebuah bangsa atau suatu peristiwa  sejarah.
Jika mengacu pada fungsinya ini, patung Sukarno ini bisa disebut sebagai patung yang berfungsi monumental, yang mengingatkan masyarakat bahwa Indonesia bisa sampai pada titik saat ini atas jasa-jasa seorang tokoh bernama Sukarno.
Harapannya sih tak sampai pada fase pengkultusan. Percayalah bangsa Indonesia ini tak akan pernah mengenakan istilah"Jas Merah (Jangan pernah melupakan sejarah).
Oleh sebab itu saya sangat yakin tanpa adanya patung raksasa pun, jasa-jasa seorang bernama Sukarno bagi negeri ini akan terus tertulis dalam benak setiap rakyatnya sampai kapanpun Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H