Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Billie Eilish dan Candu dari Sebuah Industri Bernama Pornografi

6 Agustus 2023   14:04 Diperbarui: 6 Agustus 2023   16:44 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhasil, jenis adiksi baru yang disebut kecanduan pornografi mulai menjadi masalah besar, meskipun saat ini kecanduan pornografi masih dianggap tak lebih berbahaya dibandingkan kecanduan narkoba, alkohol atau judi.

Faktanya, menurut sejumlah sumber referensi yang saya dapatkan, kecanduan pornografi belum dikategorikan sebagai penyakit atau gangguan mental yang resmi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hanya mengkategorikan kecanduan pornografi sebagai perilaku seksual kompulsif.

Karena alasan itu, kecanduan pornografi cenderung disalahpahami dan belum bisa dijadikan diagnosis sebagai pemyakit mental.

Di  sisi lain, menurut keterangan sejumlah ahli seperti yang saya kutip dari DetikHealth, justru menemukan bahwa kecanduan pornografi merupakan adiksi yang paling sulit disembuhkan, lantaran menyerang persis ke "jantung" kemanusiaan.

Kondisi ini dapat terjadi lantaran seksualitas merupakan salah satu fitrah dan menjadi pendorong utama kepentingan manusia.

Kecanduan pornografi merujuk pada hasil penelitian yang dirilis situs Medical News Today adalah ketergantungan emosional seseorang hingga menimbulkan obsesi terhadap material-material berbau pornografi yang mengganggu kehidupan mereka sehari-hari, dan berkaitan dengan relasi antar personal bahkan hingga menganggu pekerjaannya.

Kalau mau jujur, mungkin hanya sedikit dari kita yang benar-benar belum pernah terpapar konten-konten pornografi, di tengah masifnya serbuan industri pornografi lewat kemajuan teknologi internet.

Awalnya mungkin saja karena iseng atau sekedar FOMO, tapi lama kelamaan karena kebanyakan konten porno menjual pemeran yang semlohai nan menggoda dengan fantasi yang menyenangkan bagi sebagian besar orang, lama-lama tingkat engagementnya menguat dan hasratnya menjadi seperti benar-benar terikat di dalamnya sehingga berujung kecanduan.

Namun untuk menentukan seseorang kecanduan pornografi atau tidak, butuh penilaian medis yang diagnosisnya dikeluarkan oleh ahlinya.

Mengutip situs addiction center, nilai-nilai moral yang dianut pribadi bukanlah parameter utama seseorang bisa didiagnosis kecanduan pornografi atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun