Real Madrid berhasil meraih trophy Copa del Rey 2022/2023 setelah menumbangkan Ossasuna dengan skor 2-1 dalam partai final yang digelar di La Cartuja, Sevilla Minggu (07/06/2023) dini hari tadi.
Berkat hasil ini, Real Madrid pun berhak merengkuh trophy Copa del Rey ke-20 sepanjang sejarah klub yang kini dilatih oleh Carlo Ancelotti ini.
Bagi Eden Hazard, salah satu pemain mahal yang dibeli Madrid dari Chelsea pada tahun 2019 dengan harga 115 juta Euro atau lebih dari Rp 1,6 triliun ini merupakan gelar Copa del Rey pertamanya sejak kepindahannya ke klub asal Ibukota Spanyol tersebut.
Secara keseluruhan, sebagai pemain Real Madrid, Eden Hazard telah meraih 8 gelar juara di berbagai ajang turnamen major, La Liga 2 kali, European Champion League 1 kali, Piala Super Spanyol 2 kali, Piala Super Eropa 1 kali, Piala Dunia Antarklub 1 kali.
Ironisnya, meski meraih banyak gelar serta mengantongi gaji per tahun cukup fantastis, tertinggi di La Liga sebesar 27 juta Euro atau sekitar Rp. 400 milyar per tahun, tetapi kontribusinya terhadap prestasi Real Madrid tersebut nyaris tak ada.
Sejak diakuisisi dari Chelsea di musim panas 2019 lalu, Eden Hazard hanya bermain75 kali disemua kompetisi yang diikuti Madrid dengan menit bermain yang sangat minim, dan hanya mampu menorehkan catatan 7 gol dan 12 assist saja.
Padahal selama 7 musim kiprahnya bersama klub asal London Inggris, Chelsea, pasca ditransfer dari klub asal Perancis Lille  dengan nilai 32 juta Euro pada musim panas 2012, prestasi dan catatan kehebatan pemain berjuluk "Belgian Wizard" sangat mentereng.
Sebagai salah satu penggemar Chelsea saya mengikuti benar perkembangan Hazard di klub berjuluk "The Blues"tersebut.
Skill dan teknik bermainnya luar biasa tinggi, visi bermainnya pun ciamik, ia menjadi salah satu bintang utama dan berkontribusi besar di klub yang pernah dimiliki oleh Roman Abramovich itu.
Bahkan Eden Hazard oleh para pandit sepakbola Eropa dianggap mampu menyaingi kehebatan Ronaldo dan Lionel Messi, bagian dari ones of the most talented football player yang pernah ada.
Selama berseragam Chelsea, Hazard  membantu klub yang bermarkas di Stamford Bridge ini meraih berbagai trophy. Bintang Belgia tersebut juga mampu menorehkan sejumlah prestasi pribadi.
Pada musim pertamanya di Chelsea, ia ditempatkan oleh Roberto di Matteo pelatih The Blues saat itu, sebagai "pemain nomor 10" pengatur serangan dan penjaga ritme permainan semacam playmaker, Hazard menyumbangkan 13 gol dalam 62 penampilan di semua ajang kompetisi, yang fenomenal ia behasil membawa Chelsea meraih gelar Liga Champion Eropa. pertamanya.
Musim berikutnya, 2013/2014, tampil lebih mengesankan lagi, dia mencetak 17 gol di semuq ajang kompetisi, sumbangannya yang nyata bagi permainan keren Chelsea saat itu, membawanya dinobatkan sebagai PFA Young Player of The Year.
Musim ketiganya, di Stamford Bridge dianggap sebagai musim terbaik Hazard di Chelsea, di bawah asuhan Jose Mourinho, Â Ia dengan kontribusi yang besar, mampu membawa The Blues menjuarai English Premiere League (EPL).
Hazard menyumbangkan 14 gol dan 9 assist dari 38 penampilannya di EPL, karenanya ia kemudian dinobatkan sebagai pemain terbaik Premiere League tahun 2014/2015.
Gelar EPL kembali dipersembahkan Hazard bagi Chelsea pada musim 2016/2017, selain Piala FA di musim 2017/2018 dan terakhir ia membawa Chelsea kembali menjuarai Liga Champions Eropa pada 2018/2019.
Sebelum kemudian dipinang oleh Los Galacticos Real Madrid pada musim 209/2020, untuk dikontrak selama 5 tahun.
Sepanjang karirnya di Chelsea, Eden Hazard tampil di 352 pertandingan dan mencetak 110 gol serta 81 assist, dan mempersembahkan 6 trophy di berbagai kompetisi dan turnamen major.
Tak pelak, Eden Hazard dianggap sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki oleh Chelsea.
Sayangnya, kiprah keren Eden Hazard di Chelsea berbanding terbalik dengan prestasinya di klub yang telah membelinya dengan sangat mahal, Real Madrid.
Di Madrid, bintang gemerlap Eden Hazard meredup terhantam cedera yang tak henti membekapnya.
Mengutip Koran Olahraga ternama Spanyol, Marca, awalnya ia cedera paterall tendinosis di lutut kirinya.
Kondisi yang mengharuskan Hazard tak bisa bermain cukup panjang. Baru pulih, cedera kembali  dialaminya, kini dibagian engkel kakinya.
Sempat pulih dan menjalani sesi latihan, Hazard cedera lagi kali ini otot di rektus femoris kaki kirinya yang terkena.
Akibatnya, istirahat panjang kembali harus dijalani Hazard. Cedera terus menerus ini membuat nasibnya kian apes di Real Madrid.
Bayangkan saja selama satu setengah tahun bermain di Madrid, Eden Hazard tercatat sudah mengalami cedera  10 kali.
Selama masa 3 tahun lebih berseragam Los Blancos, Eden Hazard mengalami cedera dan tidak bermain dan latihan selama 435 hari.
Tentu saja, hantaman cedera yang bertubi-tubi menimbulkan tanda tanya, what happen, aya naon Eden Hazard teh.
Padahal, ketika masih membela Lille dan Chelsea ia tak pernah cedera sebanyak dan separah itu dalam kurun waktu 3 tahun.
Menurut ahli Osteopati asal Spanyol yang biasa menangani cedera para pelaku olahraga, Profesor Carlos Medel, kerentanan emosional juga berperan banyak dalam cedera Hazard, bukan semata masalah fisik.
"Apabila anda takut cedera itu kambuh, emosi itu akan mengalir ke sistem syaraf dan menciptakan ketegangan. Kemudian anda cenderung seperti melukai diri sendiri" terangnya.
Masuk akal juga sih, apa yang dikatakan Medel karena secara psikologis pemikiran manusia dapat memengaruhi kesehatan dan kebugaran fisik, jadi semacam sugesti.
Mungkin itu lah yang terjadi pada Eden Hazard, sehingga kebintangannya yang seharusnya terus berkilau, kini kian meredup.
Apalagi meskipun cederanya berangsur pulih, ia tak juga menemukan bentuk permainannya seperti saat bermain di Chelsea dulu.
Pemain yang merupakan bagian dari generasi emas Timnas Belgia bersama, Kevin de Bruyne, Romelu Lukaku, Thibault Courtois serta sejumlah pemain lainnya, seolah kehilangan touch-nya.
Hal yang membuatnya, tak mendapat tempat di skuad Real Madrid alhasil, prestasinya sebagai individu jeblok.
Ada tiga hal yang bisa membuat seorang rising star sepakbola harus terpuruk, menjadi the fallen star, attitude di dalam dan di luar lapangan serta kerentanan dirinya terhadap cedera serta yang terakhir, nasib baik.
Kalau masalah attitude, mungkin Mario Balloteli adalah contohnya, skill dan teknik nya sih seng ada lawan, tapi attitude-nya buruk ya prestasinya terjun bebas juga.
Sementara, Eden Hazard adalah salah satu contoh pemain yang mengalami penurunan prestasi akibat cedera berkepanjangan dan nasib apes,sehingga kebintangannya seolah pupus begitu saja.
Pertanyaannya kemudian bagaimana nasib pemain kelahiran 7 Januari 1991 tersebut selanjutnya? besar kemungkinan kontrak Eden Hazard  yang akan berakhir 30 Juni 2024 tak akan diperpanjang  oleh Real Madrid.
Entah kemana ia akan berlabuh apalagi usianya saat terminasi kontrak itu sudah 33 tahun, dengan kerentanan fisik dan emosi seperti itu, bisa jadi ia bakal gantung sepatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H