Apalagi meskipun cederanya berangsur pulih, ia tak juga menemukan bentuk permainannya seperti saat bermain di Chelsea dulu.
Pemain yang merupakan bagian dari generasi emas Timnas Belgia bersama, Kevin de Bruyne, Romelu Lukaku, Thibault Courtois serta sejumlah pemain lainnya, seolah kehilangan touch-nya.
Hal yang membuatnya, tak mendapat tempat di skuad Real Madrid alhasil, prestasinya sebagai individu jeblok.
Ada tiga hal yang bisa membuat seorang rising star sepakbola harus terpuruk, menjadi the fallen star, attitude di dalam dan di luar lapangan serta kerentanan dirinya terhadap cedera serta yang terakhir, nasib baik.
Kalau masalah attitude, mungkin Mario Balloteli adalah contohnya, skill dan teknik nya sih seng ada lawan, tapi attitude-nya buruk ya prestasinya terjun bebas juga.
Sementara, Eden Hazard adalah salah satu contoh pemain yang mengalami penurunan prestasi akibat cedera berkepanjangan dan nasib apes,sehingga kebintangannya seolah pupus begitu saja.
Pertanyaannya kemudian bagaimana nasib pemain kelahiran 7 Januari 1991 tersebut selanjutnya? besar kemungkinan kontrak Eden Hazard yang akan berakhir 30 Juni 2024 tak akan diperpanjang oleh Real Madrid.
Entah kemana ia akan berlabuh apalagi usianya saat terminasi kontrak itu sudah 33 tahun, dengan kerentanan fisik dan emosi seperti itu, bisa jadi ia bakal gantung sepatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H