Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Kampanye Pemilu, Mengapa Dangdut Bukan Jazz?

30 April 2023   11:08 Diperbarui: 30 April 2023   11:30 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal tersebut linier dengan sebuah proses perjalanan demokrasi yang selalu mengalami proses demokrasi yang perkembangannya dinamis, dan cukup kompleks.

Meskipun esensi dari gagasan Demokrasi itu tetap sama yakni pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.

Apakah dengan demikian, penggunaan musik dangdut dibandingkan Jazz menggambarkan bahwa kampanye-kampanye yang lazim dilakukan selama ini bersifat artifisial atau sekedar gimmick tanpa memaparkan substansi dari program kerja para peserta pemilu.

Ya tidak juga, kita harus pahami kedua genre musik itu bisa dijadikan bagian dari sebuah proses demokrasi.

Mungkin proses kampanyenya lah yang harus dipertajam menjadi penyampaian substansi program kerja yang sebenarnya, bukan sekedar berlomba besar-besaran mengumpulkan massa dengan pancingan Dangdut yang terkesan seronok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun