Istilah old money itu sendiri merupakan kebalikan dari new money atau Nouveou Riche. Sederhananya dalam bahasa Indonesia old money adalah orang kaya lama dan new money nama lain untuk orang kaya baru.
Apabila ditinjau secara historis, sejumlah contoh orang atau keluarga kaya yang bisa disebut "old money" Â adalah Keluarga Rockefeller, J Paul Gettys, atau Cornellius Vanderbilt di Amerika Serikat.
Di Eropa ada keluarga Agnelli dari Italia atau Keluarga Wendels dari Perancis. Mereka orang kaya lama yang hingga saat ini masih sangat kaya karena  berhasil mengelola kekayaannya sampai dengan beberapa generasi setelahnya.
Di deretan 50 orang terkaya di Indonesia, mungkin yang paling mendekati kategori old money adalah keluarga Sampoerna.
Michael Sampoerna yang kini memegang kendali Sampoerna Grup merupakan cicit atau generasi keempat dari pendiri pabrik rokok HM.Sampoerna, Liem Seeng Tee yang didirikan di awal tahun 1930-an.
Kemudian Seeng Tee mewariskan usahanya tersebut pada dua putranya Aga Sampoerna dan Adi Sampoerna.
Aga Sampoerna yang menjadi pemegang komando di perusahaan pasca Seeng Tee tiada, kemudian mewariskan kepada anak laki-lakinya Putera Sampoerna.
Meskipun kemudian seluruh kepemilikan Saham perusahaan rokok HM. Sampoerna di jual kepada salah satu perusahaan rokok terbesar di dunia Phillp Morris pada pertengahan tahun 2000-an.
Namun, keluarga Sampoerna masih sangat kaya mereka melakukan switching sektor usaha ke berbagai sektor mulai dari perkebunan, pertambangan hingga pendidikan.
Alhasil keluarga Sampoerna kekayaannya masih tetap berkibar bahkan tak pernah absen dari jajaran salah satu orang terkaya di Indonesia , meski sudah bawah generasi keempatnya, Michael Sampoerna.
Keluarga Hartono pemilik Djarum dan Keluarga Wonowidjoyo pemilik Gudang Garam mungkin bisa disebut juga sebagai golongan old money, meskipun mereka baru generasi kedua setelah kedua perusahaan rokok itu didirikan oleh orang tua mereka sebelum masa Kemerdekaan Indonesia.