Untuk yang satu ini tak perlu banyak cerita lagi lah usaha apa yang digelutinya, Bogasari, mie instan, dan jajanan "semacam chiki-chikian" melalui Indofood CBP menjadi andalan bisnisnya.
Kekayaannya sebesar US$ 7,5 milyar atau Rp. 117 triliun, turun US$ 1 milyar dibandingkan tahun 2021 lalu.
Si anak singkong Chairul Tanjung melalui Trans dan Para Grup-nya menempati urutan keenam dengan kekayaan sebesar US$ 5,2 milyar.
Berturut-turut, ada Prayogo Pangestu Bos Barito Pacific Grup dengan kekayaan US$ 5,1 milyar. Pemilik Kalbe Grup Boenyamin Setiawan yang berharta US$ 4,8 milyar.
Pemilik Mayapada Grup, Datok Sri Tahir dengan harta sebanyak US$ 4,2 milyar.  Pemilik posisi akhir 10 besar ialah Djoko Susanto  founder jaringan minimarket Alfamart yang kekayaannya berjumlah US$ 4 1 milyar.
Di luar 10 besar ada nama-nama seperti Jerry Ng diperingkat 35, mantan profesional bankir yang kini menjadi pemilik Bank Jago, hartanya mencapai US$ 1,2 milyar.
Edwin Soerjadjaya dengan Saratoga Grup-nya, Garibaldi Thohir, Putera Sampoerna, Pemilik Gudang Garam, Susilo Wonowidjojo, pemilik jaringan Media Emtek Grup, Eddy Kusnadi Sariatmadja hingga bos MNC Grup Hary Tanoesoedibjo.
Dari 50 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes tersebut, jika merujuk pada istilah"Old Money" atau "New Money."Â
Tak ada yang benar-benar bisa dikategorikan secara tegas ke dalam kategori tersebut. Istilah Old Money dan New Money ini mungkin kurang banyak diketahui  publik.Â
Old Money menurut Mirriam Webster Dictionary adalah orang atau keluarga yang sangat kaya sejak lama.
Atau dalam istilah lain kekayaan keluarganya saat ini berasal dari generasi-generasi sebelumnya yang diwariskan secara turun temurun.