Meskipun sudah dilakukan treatment seperri itu, daging kambing masih tetap akan berbau, untuk mengurangi baunya lagi, pisahkan lemak yang menempel pada  daging, lantaran sumber bau prengus pada daging kambing berasal dari lemaknya tersebut.
Bau  daging kambing akan lebih tak tercium lagi apabila kemudian  menetralisir baunya dengan menggunakan bawang putih, tapi jangan terlalu banyak juga secukupnya saja.
Setelah memastikan baunya tercium minimal, agar lebih nikmat, pastikan juga keempukannya saat mengolah daging kambing tersebut.
Biasanya, agar daging empuk pastikan cara memotongnya berlawanan dengan tekstur serat daging kambing.
Setelah itu, bisa dibungkus daun pepaya selama kurang lebih 30 menit sebelum diolah atau tambahkan potongan buah nenas ketika daging dimarinasi.
Hal tersebut bisa terjadi karena nenas mengandung bromelain yang dapat membantu daging supaya lebih empuk.
Namun, harus diingat potongan nenasnya jangan terlalu banyak dan dengan durasi lama juga, karena saya pernah merendam daging kambing dengan nenas yang sudah diblender selama kurang lebih 30 menit, tekstur dagingnya tak ada sama sekali dan rasa dagingnya pun hilang
Selain perkara pengolahannya, daging kambing pun kerap dihubungkan dengan mitos-mitos yang berhubungan dengan kesehatan.
Menurut pakar nutrisi dan kesehatan  dari Universitas Wageningen Belanda, Profesor Ardy Brian Lizuardi.
Informasi yang selama ini berkembang dimasyarakat bahwa daging kambing memicu naiknya tekanan darah menjadi tinggi atau hipertensi itu tak lebih dari sekedar mitos belaka.
Daging kambing sama saja efeknya terhadap tubuh dengan daging-daging merah lain, seperti daging sapi atau daging kerbau.