Congklak, selain mengajarkan cara berhitung dengan cermat dan tepat, juga mengandung filosofi bahwa uang yang kita dapatkan jangan langsung dihabiskan.
Lubang besar di ujung papan mengajarkan pada kita untuk menabung.
Selain menabung, permainan congklak juga mengajarkan untuk saling berbagi, hal tersebut dimanifestasikan dalam aturan congklak.
Siapapun yang memainkan congklak tak boleh luput mengisi lubang di sisi lawan. Begitu pun lawan, tak boleh luput mengisi lubang di sisi kita.
Kendati demikian bukan berarti memberi begitu saja, aturan lain dalam permainan ini  tak memperkenankan pemainnya untuk mengisi lumbung milik lawan.
Hal tersebut menyiratkan  "Jangan beri ikannya tapi siapkan kailnya". Semuanya harus melalui proses.
Contoh permainan tradisional lain yang memiliki filosofi cukup mendalam adalah Petak Umpet.
Permainan ini lebih sederhana dibandingkan congklak, karena tak memerlukan alat bantu selain tubuh anak itu sendiri.
Permainan ini dimainkan oleh hampir seluruh anak di dunia, dalam bahasa Inggris biasanya disebut hide and seek game.
Inti dari permainan ini adalah para pemainnya harus bersembunyi dari seseorang, sementara yang giliran jaga harus menemukan mereka.
Permainan dianggap selesai jika seluruh pemain yang bersembunyi berhasil ditemukan oleh pemain yang mendapatkan giliran jaga.