Dan hal ini lah yang harus dibuktikan sebaliknya, oleh lembaga tinggi auditor negara tersebut.
Apabila personelnya kerap bermain lancung, jangan salahkan masyarakat tak lagi mempercayai hasil kerja mereka.
Andai demikian opini WTP yang merupakan peringkat tertinggi dari opini audit bakal lebih banyak dicibir.
"Akh, WTP-nya kan hasil beli, padahal laporam keuangannya sebenarnya centang perentang tak berkesesuaian dengan aturan yang ada.
Audit sendiri sebenarnya kegiatan yang merupakan keharusan dalam sebuah sistem organisasi, untuk mengukur efektifitas dan efesiensi penggunaan anggaran.
Secara umum audit  adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan "asersi" tentang tindakan dan kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat asersi dengan kriteria yang telah ditentukan dan mengkomunikasin hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Sebagai tambahan informasi asersi adalah istilah manajemen yang kurang lebih berarti suatu rangkaian deklarasi terkait laporan keuangan secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggungjawab atas deklarasi tersebut.
Nah, hasil dari audit tersebut agar lebih mudah dipahami kalangan umum diberikan peringkat yang disebut opini audit yang terdiri dari lima jenis.
Pertama dan yang paling tinggi dan menJadi dambaan setiap lembaga teraudit, adalah Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion).
Opini ini secara teori akan diberikan oleh auditor apabila auditor tak menemukan kesalahan yang material secara keseluruhan dari laporan keuangan dan laporan keuangannya dibuar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku (PSAK).
Semua itu paling tidak sudah harus memnuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
- Laporan keuangan lengkap
- Bukti audit yang dibutuhkan lengkap
- Standar umum dalam perikatan kerja telah diikuti sepenuhnya.
- Laporan keuangan telah disajikan sesuai PSAK yang berlaku dan konsisten.
- Tidak terdapat ketidaksesuaian yang cukup berarti mengenai perkembangan di masa depan (going concern).