Mulai dari  yang berbahan dasar kedelai, kacang hijau, kacang tanah, kacang hitam, bji kapas, zaitun, adas, hingga kenari.
Minyak goreng nabati berbahan dasar kelapa sawit justru di temukan di Eropa, meskipun awalnya bukan untuk kebutuhan rumah tangga melainkan industri.
Mereka membudidayakan tanaman kelapa sawit di daerah jajahannya di Benua Afrika. Kelapa sawit atau Elais Guineensis merupakan tumbuhan beriklim tropis yang mengandung minyak nabati paling serbaguna di dunia.
Menurut situs Sciencedirect.com dalam tulisannya bertajuk "A Brief History of Palm Oil" Awalnya kelapa sawit tumbuh liar di sepanjang Pantai Barat Benua Afrika, dan merupakan tanaman tropis endemi di Benua Hitam tersebut
Kelapa sawit pertana kali dikenal lebih dari 5.000 tahun lalu. Mulai di konsumsi sebagai bahan makanan oleh masyarakat Mesir, dan menjadi salah satu komoditas alam yang pertama diperdagangkan.
Di pasar internasional minyak kelapa sawit mulai diperdagangkan pada masa setelah revolusi industri terjadi di Inggris pada tahun 1.500-an.
Saat itu kelapa sawit dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan lilin, sabun, hingga minyak pelumas.
Karena multi guna kebutuhan kelapa sawit meningkat tajam, makanya para pengusaha Eropa kemudian membawa bibit kelapa sawit ke Asia Tenggara dan Amerika Selatan yang memiliki iklim tropis.
Perkebunan kelapa sawit skala komersial pertama di Malaysia diketahui terjadi pada tahun 1917 di wilayah Selangor.
Di Indonesia tanaman kelapa sawit mulai dikenal dan ditanam sekitar tahun 1848 dan berkembang menjadi sebuah perkebunan komersial pada tahun 1911 di Pulo Asahan Bagian Utara Sumatera.
Tujuan awal dari pengembangan perkebunan sawit di Indonesia adalah untuk menghasilkan minyak sawit yang kemudian diekspor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri Eropa di masa Revolusi Industri.