Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Reksa Dana Bisa Menjadi "Bridge Over Troubled Water" Arus Deras Investasi Bodong

19 Februari 2022   07:02 Diperbarui: 23 Februari 2022   11:02 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reksadana dinilai instrumen investasi yang paling aman dibanding dengan instrumen investasi lainnya. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Setelah deposito dan Surat Berharga Negara (SBN)  instrumen investasi yang paling aman adalah reksadana.

Makanya tak heran jika reksadana merupakan instrumen investasi yang paling populer di negeri ini di luar deposito.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksadana hingga Juli 2021 menembus 5,16 juta investor naik 62,3 persen dibanding tahun sebelumnya.

Sebagian besar investor di pasar modal indonesia adalah investor reksadana. Salah satu yang menyebabkan kenaikan ini lantaran adanya dukungan infrastruktur teknologi informasi dan simplifikasi pembukaan rekening baru.

Momen kenaikan investor reksadana yang sangat signifikan ini seharusnya bisa dijadikan trigger untuk lebih menggiatkan literasi keuangan agar masyarakat tak terus menerus dijebak oleh investasi bodong.

Bagi sebagian kecil masyarakat, reksadana bukan hal yang asing, tetapi bagi masyarakat kebanyakan reksadana ini seperti mahkluk asing yang bentuknya saja masih terlihat samar-samar dan gaungnya pun terdengar sayup-sayup.

So, sebenarnya apa sih reksadana itu?

Menurut Pasal 1 ayat 27 Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.

Bisnis.com
Bisnis.com

Reksadana ini dirancang bagi mereka yang pengetahuannya terbatas dalam mengelola investasi dan bagi mereka yang tidak memiliki cukup waktu untuk mengelola investasinya sendiri serta tak memiliki modal yang besar.

Sebelum melangkah lebih jauh, sebagai tambahan informasi setiap langkah dalam pengelolaan reksadana diatur dalam berbagai panduan yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan(OJK).

Seharusnya reksadana ini menjadi instrumen investasi yang sangat aman. Tetapi aturan kadang bisa dilibas oleh moral hazard yang ada dalam diri manusianya.

Lantas bagaimana cara bekerja reksadana ini?

Secara singkat begini cara kerja investasi reksadana secara umum:

Investor menyetorkan sejumlah dananya kepada manajer investasi yang dipilihnya. 

Manajer investasi kemudian menjadikan dana yang terkumpul menjadi portofolio investasi.

Nah, portofolio investasi berisi kumpulan macam instrumen investasi seperti saham,obligasi, pasar uang dan instrumen investasi lainnya yang dipilih dan diverifikasi oleh manajer investasi serta disetujui oleh investor.

Manajer investasi kemudian menginvestasikan dan membantu mengelola portofolio investasi tersebut untuk mendapatkan profit yang maksimal.

Investor secara berkala akan mendapatkan laporan atas performa portofolio investasi reksadana  yang dikelola oleh Manajer Investasi, semacam rekening koran di dunia perbankan.

Untuk mengenal lebih jauh tentang reksadana berikut akan saya sampaikan empat enis reksadana yang diklasifikasikan secara unum.

Reksadana Pasar Uang 

Reksadana jenis ini seluruh alokasi portofolio investasinya ditempatkan pada instrumen pasar uang atau obligasi yang memiliki tenor pendek. Maksimal jangka waktu investasinya 1 tahun.

Karakteristik dari reksadana pasar uang ini, memiliki tingkat risiko yang sangat rendah, sejalan dengan imbal hasilnya pun yang sangat sedikit pula.

Waktu pencairan dananya sangat cepat dan umumnya bebas biaya pembelian dan penjualan.

Reksadana Pendapatan Tetap 

Semua alokasi portofolio dalam reksadana jenis yang kedua ini, ditempatkan pada instrumen pasar uang yang biasanya didominasi oleh obligasi  yang memiliki tenor jangka pendek hingga menengah antara 2 hingga 3 tahun.

Tingkat risikonya rendah yang ditandai dengan fluktuasinya yang juga rendah, dalam kondisi ideal biasanya imbal hasil yang didapatkannya lumayan tinggi.

Dan jika kita berniat mencairkannya waktu penyelesaiannya lumayan cepat meski tak secepat reksadana pasar uang.

Reksadana Saham 

Menginvestasikan uang yang kita miliki ke jenis reksadana seperti lumayan deg-deg ser lantaran fluktuasinya sangat tinggi.

Kenapa demikian, karena sebagian besar bahkan bisa sampai 70 hingga 80 persen alokasi dananya diletakan pada instrumen investasi saham yang sangat cepat pergerakannya dan biasanya horizon waktunya sangat panjang di atas 5 tahun.

Alhasil potensi keuntungannya atau imbal hasilnya sangat besar. Dan waktu pencairan dananya lumayan lama.

Reksadana Campuran

Ini merupakan reksadana yang paling kompleks karena merupakan campuran dari ketiga instrumen investasi yang ada pasar uang, obligasi, dan saham.

Perbandingan komposisi antar ketiga instrumen investasi tersebut tergantung appetite si Investor dalam menanggung risiko.

Meskipun memang ada batasan komposisi tertentu. Biasanya jangka waktu untuk reksadana ini menengah hingga panjang antara 3 sampai dengan 5 tahun.

Besaran Imbal hasilnya sedang-sedang saja, seperti halnya risiko yang harus dihadapinya. Waktu pencairan dananya sangat panjang tergantung  alokasi dana investasinya.

Seperti halnya berinvestasi di instrunen investasi apapun, kita harus mengukur kekurangan dan kelebihan instrumen investasi tersebut.

Reksadana sebenarnya memiliki kelebihan yang lebih banyak dibandingkan dengan kekurangannya.

Kelebihan pertana berinvestasi di reksadana adalah praktis dan efesien terutama bagi para pemula yang baru nyemplung di dunia investasi.

Investor hanya perlu menyiapkan dana untuk diinvestasikan, serta menentukan tujuan investasinya 

Dan pengelolaan portofolio investasi tersebut akan dilakukan oleh manajer investas, sesuai dengan tujuan investasi kita.

Tingkat risikonya pun sangat minim, mengingat dana yang tersedia dialokasikan dalam instrumen investasi yang beragam, masih ingat pomeo investasi yang terkenal "jangan simpan telur dalam satu keranjang yang sama"

Kemudian, investasi di reksadana ini sangat fleksibel apalagi di jaman teknologi seperti saat ini, kita bisa mentransaksikan reksadana di mana saja dan kapanpun.

Horizon waktunya pun sangat lebar, mulai dari jangka sangat pendek di bawah satu tahun hingga jangka panjang di atas lima tahun.

Salah satu kelebihan reksadana yang tak akan didapatkan di instrumen investasi lain adalah kita bisa mulai berinvestasi dalam jumlah minimal yang sangat kecil, dengan Rp.10.000 saja kita sudah mulai bisa berinvestasi.

Coba berinvestasi di instrumen investasi lain, butuh dana besar untuk memulai investasi.

Lantas bagaimana dengan salah satu hal yang paling penting dalam berinvestasi, keuntungan, profit, cuan atau imbal hasilnya?

Potensi keuntungan reksadana jauh lebih besar dibandingkan dengan deposito dan jika beruntung  dan berani mengambil risiko dengan memilih reksadana saham yang dikelola oleh manajer investasi yang piawai bisa jadi cuannya jauh lebih besar dari SBN Ritel.

Dan satu hal lagi, pajak yang dikenakan pada imbal hasil reksadana hanya 10 persen saja, jauh lebih kecil dibandingkan deposito yang pajaknya ssbesar 20 persen

Namun harus ingat, seperti lazimnya investasi setiap potensi cuan atau keuntungan selalu diiringi dengan potensi kerugiannya, apa kira-kira potensi kerugian reksadana?

Pertama, proses pencairannya lumayan lama, meskipun saat ini bisa ditransaksikan kapan saja. Tetapi tetap saja proses pencairannya membutuhkan waktu 2 hingga 7 hari kerja.

Kedua, ada kemungkinan manajer investasi yang mengelola portofolio investasi kita kurang kompeten sehingga bukan untung malah buntung. Jadi kita mesti pandai-pandai memilih manajer investasi-nya.

Jika dalam proses berinvestasi di reksadana kita merugi ya kerugian itu ditanggung oleh investor itu sendiri,tak akan ditanggung oleh pemerintah seperti deposito yang dijamin oleh Lembaga Penjamin simpanan (LPS).

Ada pula  risiko likuiditas dimana pembayaran hasil penjualan kembali unit reksadana tidak mampu dibayarkan kembali oleh Manajer Investasi. 

Apabila instrumen investasi dalam sebuah portofolio reksadana sulit dicarikan alias tidak likuid, maka ada kemungkinan manajer investasi untuk menjual kembali portofolio reksadana tersebut. Hal ini bisa membuat pembayaran hasil investasi ke investor tertunda.

Kemudian ada pula potensi kerugian akibat reksadana yang kita investasikan ditutup, mungkin kita ingat reksadana paytren milik Jusuf Mansur yang ditutup oleh OJK.

Ada sejumlah batasan minimal yang harus dipenuhi agar reksadana bisa terus hidup tak ditutup oleh Otoritas salah satunya jumlah investor yang berinvestasi di unit reksadana tersebut.

Risiko lainnya yaitu pengurangan Nilai Aktiva Bersih (NAB): Risiko yang muncul karena terjadi penurunan harga atau nilai instrumen investasi di dalam sebuah portofolio reksadana,contohnya saham, obligasi, atau surat berharga

Dan terakhir risiko umum Pasar Modal: Risiko yang timbul dari faktor-faktor perubahan kondisi ekonomi dan politik sehingga mempengaruhi nilai reksadana.

Jika berbicara investasi tentunya yang disasar adalah cuan yang akan didapatkan dari investasi tersebut.

Nah dari mana keuntungan reksadana diperoleh?

Pada investasi reksadana keuntungan didapatkan dari selisih kenaikan Nilai Aktiva Bersih (NAB) saat dijual, dan NAB  saat pembelian dilakukan.

NAB adalah total nilai investasi yang dikelola manajer investasi pada sebuah reksadana. NAB dihitung setiap hari berdasarkan perforna aser reksadana yang diperdagangkan di Bursa Efwk Indonesia.

Jadi intinya cuan dapat diraih apabila nilai NAB saat dijual lebih tinggi dibandingkan saat dibeli.

Reksadana sendiri diperjualbelikan dalam satuan unit penyertaan. 

Ada satu hal yang harus diingat, sebelum kita akan berinvestasi di instrumen investasi reksadana pastikan kita membaca dengan cermat propektus yang biasanya bisa didapatkan sesaat setelah produk keuangan itu mendapat izin dari OJK untuk diterbitkan.

Keberadaan Reksadana sebagai sebuah  instrumen investasi yang aman karena dilindungi undang-undang dan diawasi OJK dengan proses transaksi yang nyaman disertai  imbal hasil yang menjanjikan, seharusnya menjadi angin segar bagi para pecinta investasi.

Pelajari dan pahami untung ruginya serta pastikan untuk selalu konsisten dan disiplin ketika memulai investasi reksadana.

Jika itu dilakukan, reksadana bisa menjadi semacam "Bridge over troubled water" arus deras investasi bodong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun