Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hitam Putih Perjalanan Politik Aung San Suu Kyi

10 Januari 2022   15:45 Diperbarui: 10 Januari 2022   16:04 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalanannya, setelah kemudian Suu Kyi dianggap pemimpin de facto Myanmar, militer mulai gelisah.

Di mata dunia Internasional, Suu Kyi sudah mulai mendapat kecaman terkait perlakukan pemerintah Myanmar yang secara de facto dipimpinnya terhadap suku Rohingya di wilayah Rakhine Myanmar Selatan yang mayoritas beragama muslim.

Suu Kyi sendiri terkesan menutup mata atas perlakuan militer Myanmar yang kejam terhadap suku Rohingnya.

Dalam beberapa kesempatan, Suu Kyi terkesan menghindari isu-isu terkait suku Rohingnya ini. Ketika mencapai puncaknya perlakuan buruk Pemerintah Myanmar terhadap suku Rohingya, penduduk dunia marah, berteriak agar anugerah Nobel perdamaian yang disandang Suu Kyi dicabut saja.

Suu Kyi dianggap tak bertindak sebagai seorang peraih nobel perdamaian, harapan masyarakat dunia sebenarnya terlalu berlebihan terhadap Suu Kyi, karena selain memang posisi militer masih sangat kuat di Myanmar.

Suu Kyi tak berbeda jauh dengan politisi biasa saja yang merindukan kekuasaan, ia hanya lah seorang wanita tua yang terobsesi dengan kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun