Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan dan Keagamaan serta Pentingnya Pendidikan Seksual Formal

17 Desember 2021   12:17 Diperbarui: 17 Desember 2021   13:05 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kendati untuk hal yang satu ini sepertinya cukup berat prosesnya, bahkan hingga kini RUU TPKS belum juga bisa dibahas di paripurna untuk disahkan.

Jadi mungkin lebih baik digencarkan saja urusan pendidikan seksual.

Dalam hal pendidikan seksual, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar pendidikan seksual masuk dalam format pendidikan formal dengan pendekatan berbasis Hak Azasi Manusia.

Melalui pendekatan ini, menekankan betapa pentingnya menempatkan consent atau persetujuan dan etika yang berhubungan dengan orang lain sebagai fondasi kurikulumnya.

Ada 8 bahasan dalam modul pembelajaran pendidikan seksual yang dirilis oleh WHO yang disebut Comprehensive Sexuality Education,yakni:

Relationship kemudian  nilai atau norma, hak, dan  budaya. Ketiga, pengertian gender, keempat, kekerasan dan cara untuk aman.

Kelima, pengetahuan tentang kesehatan dan mengetahui cara hidup dengan baik.

Keenam, pemgetahuan anatomi tubuh dan perkembangannya. Ketujuh,seksualitas dan sexual behaviour. 

Dan terakhir, kedelapan hubungan seks dan kesehatan reproduksi.

Kedelapan elemen yang dirilis oleh WHO  ini lah yang bisa dijadikan dasar untuk membuat kurikulum pendidikan seksual  formal di sekolah-sekolah.

Meskipun, sepertinya pendidikan seksual secara komprehensif seperti ini masih jauh untuk bisa dilakukan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun